JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan kunjungannya ke Rumah Tahanan Salemba untuk memastikan warga binaan bisa menggunakan hak suara pada putaran kedua Pilkada DKI 2017. Dia tidak ingin ada warga yang tidak bisa menggunakan hak pilih.
"Jangan ada satu orang pun warga DKI Jakarta yang kehilangan hak politiknya di putaran kedua. Makanya kami susuri segmen yang selama ini kurang terjangkau dan tingkat partisipasinya rendah," kata Sumarsono di Rutan Salemba, Jakarta Pusat, Senin (4/4/2017).
Setelah berdiskusi dengan pihak Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta, Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta, dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta, Sumarsono mengetahui kendala dalam penggunaan hak suara di lapas dan rutan. Tidak semua warga binaan bisa masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT).
Baca juga: KPU dan Disdukcapil DKI Kesulitan Verifikasi DPT Warga Binaan
Hal itu karena banyak warga binaan yang namanya tidak ada dalam database Disdukcapil DKI Jakarta. Sumarsono mengatakan, Disdukcapil mengalami kesulitan karena hanya mendapatkan data mengenai nama warga binaan. Informasi mengenai tempat tanggal lahir dan alamat rumah tidak ada.
"Namanya juga ada yang pakai nama alias sehingga ketika dicari di data kependudukan, tidak ditemukan," ujar Sumarsono.
Sumarsono juga meminta KPU Jakarta Pusat kembali berkoordinasi dengan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta. Hal itu karena ada perbedaan data warga binaan Rutan Salemba yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT).
Perwakilan KPU Jakarta Pusat, Wahyu, mengatakan 394 orang masuk dalam DPT di TPS 27 di Lapas Salemba, 430 orang masuk dalam DPT di TPS 28 Rutan Salemba, dan 403 orang masuk dalam DPT di TPS Rutan Salemba. Sementara, Disdukcapil menerima data yang berbeda dari itu.
Kepala Dinas Disdukcapil Edison Sianturi mengatakan jumlah warga yang masuk dalam DPT di Lapas dan Rutan Salemba ada 864 orang.
"Ini bukan angka kecil, beda satu suara saja bisa menentukan siapa yang menang. Jadi nanti silahkan duduk bersama lagi, tidak usah di forum ini. Dicocokan lagi karena memang pendataan masih ada perbedaan," kata Sumarsono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.