Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Gas di Lenteng Agung Keluhkan Kelangkaan Elpiji 3 Kg

Kompas.com - 06/04/2017, 07:28 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Sejumlah pedagang gas elpiji di daerah Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan mengeluhkan terjadinya kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg).

Sibuea, pedagang elpiji di daerah Lenteng Agung mengatakan kelangkaan elpiji "melon" itu sudah dirasakan sejak dua pekan belakangan.

Para agen gas, kata Sibuea membatasi penjualan gas kepada para pedagang kecil. Jika dalam sehari Sibuea bisa mendapatkan pasokan gas sebanyak 15 tabung, saat ini akibat kelangkaan pasokan gas dibatasi paling banyak 10 tabung.

Sibuea mengatakan, hal ini membuat sejumlah pelanggannya mengeluh. Pasalnya, para pelanggan Sibuea merupakan masyarakat menengah ke bawah yang memiliki anggaran pas-pasan.

Baca: Jokowi Sebut Penyaluran Elpiji 3 Kg Tidak Tepat Sasaran

Hampir seluruh pelanggan membeli tabung gas 3 kg dibanding tabung gas 5 kg karena perbedaan harga yang cukup jauh.

Meski ketersediaan gas 3 kg langka, Sibuea mengaku tidak menaikkan harga. Sibue tetap menaruh harga per tabungnya sebesar Rp 20.000.

"Saya sih kasihan sama mereka, mau masak pakai apa? Enggak mungkin tabung gas 5 kg, harganya berapa. Mau pakai minyak lampu (minyak tanah), udah jarang yang jual," ujar Sibuea kepada Kompas.com, Rabu (5/4/2017).

Kelangkaan tersebut bahkan menyebabkan selama dua hari ini tidak ada pasokan gas yang masuk. Sibuea telah menanyakan penyebabnya kepada agen gas langgananya.

Namun, tidak ada jawaban pasti dari si agen. Kelangkaan itu juga menyebabkan omset penjualan Sibuea berkurang. Hamid penjual gas di kawasan Lenteng Agung juga menuturukan hal yang sama.

Baca: Distribusi Tertutup, Penerima Elpiji 3 Kg Harus Didata Ulang

Saat Kompas.com menanyakan ketersediaan gas 3 kg, Hamid dengan nada meninggi menjawab bahwa gas tersebut sudah lama tidak didapatkannya.

"Bukan enggak jual, tapi enggak ada. Udah lama barangnya enggak ada," ujar Hamid.

Begitu juga dengan Arini. Pedagang warung ini mengatakan tidak lagi mendapatkan gas elpiji dari agen langganannya sejak dua hari yang lalu.

Arini menduga ada niatan pemerintah untuk menghilangkan gas elpiji 3 kg dan diganti dengan gas berukuran 5 kg.

"Mungkin mau diganti ya, mungkin. Coba lihat di SPBU, enggak ada yang beli itu gas 5 kg," ujar Arini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com