Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Yakin Pengadaan Kereta Transjakarta Tidak Merugikan

Kompas.com - 12/04/2017, 06:40 WIB
David Oliver Purba

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan, pengadaan kereta rel listrik (KRL) bernama kereta Transjakarta tidak akan merugikan Pemprov DKI atau PT Transjakarta dari hitung-hitungan bisnis.

Sumarsono mengatakan, manajemen PT Transjakarta yang membawahi pengadaan KRL itu menyatakan pengadaan KRL dengan kisaran anggaran mencapai Rp 360 miliar masih dalam perhitungan rasional.

"Menurut Transjakarta perhitungannya masuk," ujar Sumarsono di Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2017).

(baca: Ini Awal Mula Tercetusnya Ide Pengadaan Kereta Transjakarta)

Sumarsono mengatakan, keyakinan tidak rugi itu didasari bahwa dalam jangka panjang moda transportasi di Jakarta akan beralih ke moda transportasi massal tanpa hambatan seperti KRL.

Menurut Sumarsono, dari sisi bisnis, Transjakarta akan balik modal bahkan mendapatkan profit besar jika kereta Transjakarta itu terealisasi.

"Jawabannya tidak pernah kosong kendaraan angkutan kota, faktanya memang posisinya untuk kepentingan publik dari segi kebutuhan ada. Kalau dari sisi harga ngejar (sebanding) atau enggak, Kalau engak ya disubsidi, hitungan seperti itu," ujar Sumarsono.

(baca: Kenapa Pemprov DKI Ingin Ada Kereta Transjakarta?)

"Yang penting bukan persoalan uangnya dari sisi PSO (public service obligation), tapi kenyamanan warga Jakarta," ujar Sumarsono.

Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono sebelumnya mengatakan, mereka akan mempelajari konsep kerja sama kereta Transjakarta dengan PT KAI. Namun, Budi belum memiliki gambaran mengenai bentuk kerja sama yang akan dilakukan.

Dia mengatakan, kemungkinan kereta Transjakarta akan beroperasi untuk mendukung rute kereta bandara.

"Apakah bentuk kerja samanya nanti kami sebagai operator atau kami investasi atau bagaimana? Karena sebagai sama-sama PT, kita kan harus ada hitungan nih, enggak bisa main sembarangan," ujar Budi, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Selasa siang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com