Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membandingkan Solusi Ahok dan Anies Mengatasi Mahalnya Ongkos Transportasi

Kompas.com - 12/04/2017, 21:37 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komunitas transportasi sempat melempar pertanyaan kepada calon gubernur DKI Jakarta nomor dua, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, dan pesaingnya, cagub nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan, mengenai solusi keduanya dalam mengatasi mahalnya ongkos transportasi.

Pada debat yang berlangsung, Rabu (12/4/2017), perwakilan komunitas transportasi, Daryono, mengatakan bahwa saat ini masih banyak warga yang penghasilannya di bawah upah minimum provinsi (UMP).

"Katanya ada yang merencanakan tarif Rp 5.000 untuk semua angkutan gadungan. Terus tarif transjakarta Rp 3.500. Sementara online banyak menawarkan bonus potongan. Apakah dimungkinkan tarif yang lebih murah digratiskan untuk membantu warga yang kurang mampu agar tertarik naik angkutan umum?" kata Daryono.

(Baca juga: Modal Usaha Dikeluhkan, Ini Jawab Ahok Saat Debat Pilkada)

Menanggapi hal itu, Anies yang didaulat lebih dulu untuk menanggapi pertanyaan mengatakan bahwa 30 persen dari kebutuhan hidup tiap cenderung warga untuk ongkos transportasi.

Karena itu, Anies mengatakan, pihaknya sudah menyusun rencana program yang dinamakan OK-OTRIP.

Pada program ini, Anies menjanjikan tarif flat Rp 5.000 untuk semua moda transportasi, termasuk moda transportasi laut dari dan menuju Kepulauan Seribu.

"Dari mikro bus, kemudian bus menengah, sampai BRT, kemudian LRT dan MRT dalam satu sistem," ujar Anies.

Anies menilai, saat ini apa yang direncanakannya itu belum dilakukan oleh pemerintah.

Karena itu, Anies berjanji, jika nantinya terpilih, subsidi dari pemerintah provinsi DKI tidak hanya dialokasikan untuk transjakarta, tetapi untuk semua operator angkutan umum dari berbagai moda.

"Kalau hari ini yang banyak menerima hanya transjakarta," kata Anies.

Sementara itu, Ahok mengatakan, sejak dua tahun lalu, pihaknya sudah mewajibkan sistem e-ticketing yang menyeluruh dalam layanan bus transjakarta.

Ahok menyebut cara ini efektif untuk mengetahui rute angkutan yang sesuai dengan kebutuhan warga.

Menurut Ahok, sudah ada 100 lebih rute layanan transjakarta yang disusun berdasarkan kebutuhan masyarakat.

"Dulu orang dari Manggarai ke Blok M bisa empat kali naik bus. Dengan e-ticket, kami jadi tahu orang ini naik di situ. Makanya sekarang cuma satu kali naik bus," kata Ahok.

(Baca juga: Anies: Tidak Boleh di Jakarta Ada Anak Kelaparan )

Ia juga menyatakan, sejak tahun lalu, Pemprov DKI menggratiskan tarif naik transjakrta untuk kalangan tertentu, di antaranya marbut dan penghuni rumah susun.

Selian itu, ia menyebut para lansia dilayani oleh layanan gratis antar jemput yang diberi nama Transjakarta Care.

"Jadi semua yang gratis itu sudah kami lakukan. Integrasi, tentu semua harus integrasi. Kami integrasi dengan LRT, MRT juga," ujar Ahok.

Kompas TV Inilah Tema Debat Pilkada Malam Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com