Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakadishub DKI: Pendapatan dari Parkir Meter 400 Persen Lebih Besar

Kompas.com - 03/05/2017, 14:35 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko menilai, penggunaan terminal parkir elektronik (TPE) atau parkir meter termasuk efektif.

Dari segi pendapatan, kata Sigit, TPE menghasilkan lebih banyak daripada pendapatan sebelum parkir meter digunakan.

"Kalau bicara dari segi penerimaan, kenaikannya bisa 300 sampai 400 persen dari sebelumnya," ujar Sigit di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (3/5/2017).

(Baca juga: "Enggak Pernah Bayar Parkir Meter Sendiri, soalnya Ada Petugas yang Bantu")

Itu merupakan presentase pendapatan dari parkir meter secara keseluruhan. Sigit memberi contoh pendapatan di Jalan Agus Salim atau Jalan Sabang.

Sigit mengatakan, dulu penerimaan dari parkir di jalan tersebut hanya Rp 500.000 hingga Rp 1 juta per hari.

"Hari ini sudah di atas Rp 8 juta satu harinya," ujar Sigit.

Ia mengatakan, pendapat dari parkir meter tersebut bisa digunakan untuk perbaikan infrastruktur jalan. Bisa juga untuk membiayai gaji bagi para juru parkir.

Saat ini, ada 210 terminal parkir elektronik yang sudah dipasang oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Kendati demikian, menurut Sigit, besarnya penerimaan bukan tujuan utama dari penerapan parkir meter ini. Tujuan utamanya, yakni memberikan kepastian soal tarif dan penerimaan parkir.

"Sekarang kita bicara kepastian, kepastian pembayaran dan kepastian penerimaan. Kalau kita mau bayar ke orang, kan kita enggak bisa pastikan juga jumlah berapa yang harus dibayar. Dengan sistem ini, kita punya penerimaan yang jelas," ujar Sigit.

(Baca juga: Soal Parkir Meter, Ahok Sebut Mungkin Ormas-ormas Tidak Dapat Duit)

Selain itu, parkir meter dinilainya sebagai alat untuk mengurangi parkir on street. Sigit mengatakan, parkir on street merupakan salah satu persoalan yang harus dihilangkan.

"Jadi ini bagian dati srategi sebetulnya, bukan semata-mata untuk mendapatkan atau menjadi sumber pemasukan daerah," ujar Sigit.

Kompas TV Terkait beredar kabar, lahan parkir dikuasai preman dan 5 mesin parkir meter hilang,
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com