Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Saya Malu Ketika Ada BLT, Orang Miskin Antre kayak Pengemis

Kompas.com - 17/05/2017, 10:58 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai Wali Kota Blitar dalam rapat evaluasi penyaluran bantuan pangan non-tunai tahun 2017 di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (17/5/2017).

Djarot bercerita, saat itu program bantuan masih bersifat tunai. Warga pun mengantre demi mendapatkan bantuan tersebut.

"Waktu zaman saya di Blitar, saya malu ketika ada bantuan langsung tunai (BLT), di kelurahan, kecamatan, orang miskin antre kayak pengemis," ujar Djarot.

(Baca juga: Ahok Yakin Transaksi Non-tunai Tidak Mematikan Pasar Tradisional)

Selain itu, Djarot menyebut BLT tidak tepat sasaran. Warga yang mengantre bukan hanya orang yang membutuhkan, melainkan juga warga yang memiliki kendaraan bermotor, kaya, dan masih tampak sehat.

"Saya punya banyak foto-fotonya, masih gagah-gagah, cantik-cantik, eh ambil BLT Rp 200.000-300.000, antre desek-desekan. Harga dirinya di mana? Yang menerima itu yang berhak," kata dia.

Selain tidak tepat sasaran, bantuan tunai dinilainya rentan terhadap kebocoran, praktik korupsi, dan kualitas mutu bantuan yang tidak terkontrol.

Djarot mengatakan, hal tersebut kini tidak lagi terjadi karena bantuan yang diberikan bersifat non-tunai, termasuk bantuan pangan dari Kementerian Sosial RI yang disalurkan melalui Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta.

Dengan adanya sistem cashless, bantuan bisa disampaikan kepada orang yang memang membutuhkan sehingga tepat sasaran.

Menurut Djarot, orang yang berhak menerima bantuan adalah yang harus dilindungi oleh negara sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945, yakni fakir, miskin, dan anak telantar.

"DKI Jakarta mengawali untuk memberdayakan nilai bantuan sifatnya non-tunai, cashless. Itu tepat sasaran, bisa kita cek waktunya tepat, jumlahnya tepat, transaksinya tepat, tidak ada kebocoran," ucap Djarot.

(Baca juga: Ahok: Kalau Anda Tarik Tunai KJP, Berarti Membuat Jakarta Mundur)

Program penyaluran bantuan pangan non-tunai ini diberikan kepada warga fakir, miskin, dan anak telantar.

Pemprov DKI Jakarta memberikan kartu yang digunakan untuk berbelanja di e-warung itu kepada mereka.

Sementara itu, yang memberikan bantuan dengan mentransfernya ke kartu tersebut yakni Kementerian Sosial.

Dengan demikian, transaksi sepenuhnya menggunakan mesin elektronic data capture (EDC).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com