Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Sindir Pemerintah yang Gunakan Slogan "Kami Pelayan Warga"

Kompas.com - 03/06/2017, 16:57 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur terpilih DKI Jakarta, Anies Baswedan, menilai Pemerintah Provinsi DKI saat ini sama sekali tidak melakukan pendekatan gerakan dalam membangun Jakarta. Ia menilai Pemprov DKI menempatkan diri mereka sebagai pelayan, sedangkan warga adalah konsumennya.

Anies menyindir adanya pihak di Pemprov DKI yang dengan bangganya menyatakan "kami pelayan warga".

"Bapak ibu jadi customer, sedangkan kami yang namanya pemerintah menjadi pelayan. Pelayan dan itu dibanggakan 'kami pelayan warga'," kata Anies saat menjadi pembicara dalam acara pengajian ramadhan yang diadakan PW Muhammadiyah DKI Jakarta di Kampus Uhamka, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu (6/3/2017).

Anies menyatakan komitmennya untuk menjalankan pendekatan gerakan jika nanti  resmi memimpin Jakarta. Anies menyatakan dengan pendekatan gerakan, proses pembangunan tidak bergantung terhadap 1-2 orang karena warga yang langsung terlibat.

Menurut Anies, pendekatan itulah yang dulu digunakan para pendiri bangsa dalam memerdekakan Indonesia.

"Republik ini tidak pernah didirikan oleh para pelayan. Republik ini dibangun oleh para penggerak. Orang yang datang menggerakkan warganya untuk membereskan masalah. Itu spirit gerakan," kata Anies.

Ia menyatakan, apa yang dipaparkannya itu sudah pernah diterapkannya saat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Anies mencontohkan penyelengaraan Olimpiade Matematika yang diadakan di Malang pada 2014.

Menurut Anies, penyelengaraan Olimpiade Matematika tingkat nasional 2014 di Malang itu merupakan yang pertama kalinya diadakan di luar kota besar. Sebelum Anies menjadi Mendikbud, penyelenggaraan Olimpiade hanya dilakukan di kota-kota besar, seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Makassar, ataupun Bali. Sebab, hanya kota-kota itulah yang punya hotel-hotel besar untuk penginapan peserta acara.

"Bisa enggak bikin acara di Pasuruan? Enggak bisa, enggak cukup hotelnya," ujar Anies.

Saat penyelenggaraan Olimpiade Matematika tingkat nasional tahun 2014 di Malang, Anies menyebut para siswa peserta menginap di rumah-rumah guru, siswa, dan warga lainnya yang ada di seluruh Malang. Ia menyamakan hal ini dengan konsep Muhammadiyah tiap melaksanakan muktamar.

"Itulah yang namanya gerakan. Kami coba lakukan itu di Kota Malang. Peserta Olimpiade tidak menginap di hotel. Ribuan orang menginap di rumah-rumah warga," kata Anies.

Ia mengatakan, pola yang dijalankannya itu memang sempat menimbulkan kebingungan birokrasi karena standar biaya umum pelaksanaan kegiatan di kementerian biasanya mengacu pada biaya kamar hotel.

"Akhirnya diskusi dengan Kementerian Keuangan dan ketemu satuannya yang bisa diberikan kepada keluarga buat keluarga itu membiayai. Ada yang diantar naik motor, naik angkot, diantar mobil. Indonesia kembali sebagai sebuah gerakan gotong royong," kata Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Mahasiswa Tabrak Bis Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bis Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com