Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manajemen Grab: Kenapa Pengemudi Keberatan sampai Sebegitunya?

Kompas.com - 14/07/2017, 06:57 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mempertanyakan alasan sejumlah pengemudi GrabCar menolak untuk melanjutkan mediasi dengan pihak manajemen Grab.

Sempat terjadi keributan sehingga mediasi pada 10 Juli itu dibatalkan. Menurut pihak pengemudi, mereka menolak mediasi karena manajemen Grab Indonesia tidak melakukan kesepakatan dengan membiarkan 10 orang perwakilan untuk mengikuti mediasi.

Saat itu, menurut pengemudi, pihak manajemen beralasan bahwa ruangan mediasi tidak mencukupi.

(Baca juga: Grab Harap Pengemudi yang Di-"suspend" Tak Tempuh Jalur Hukum)

Sementara itu, menurut Ridzki, ruangan di Apartemen Citylofts yang disediakan itu mampu mengakomodasi para perwakilan pengemudi.

Namun memang, kata dia, para perwakilan pengemudi harus bergantian untuk masuk ruangan mediasi tersebut.

"Saya juga enggak tahu kenapa mereka sampai keberatan (mediasi) sebegitunya. Kalau mereka ingin cepat selesai dan memberikan kesempatan (tidak menolak) mungkin sekarang sudah selesai (mediasi)," ujar Ridzki saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/7/2017).

Ridzki menyampaikan, mediasi itu digelar untuk mencarikan solusi sekaligus memberitahukan kesalahan yang mengakibatkan para pengemudi dikenakan suspend.

Itu kenapa, lanjut Ridzki, ada baiknya jika pertemuan juga tidak dilakukan secara berkelompok.

Selain karena indikasi kesalahan yang berbeda-beda tiap pengemudi, merahasiakan kesalahan yang dilakukan pengemudi juga merupakan perlindungan hak privasi.

"Menurut kami ruangannya cukup untuk lima orang (bergantian) karena saat penjelasan ada data-data yang confidencial, misalnya ada pihak, apa saja kesalahannya. Sebenarnya yang kami tawarkan adalah pertemuan one on one karena ini data antara kami dan mitra pengemudi," ujar Ridzki.

(Baca juga: Soal Keributan Saat Mediasi dengan "Driver", Ini Penjelasan Grab)

Sejumlah pengemudi GrabCar dikenakan suspend oleh manajemen Grab dengan alasan terindikasi melakukan kecurangan.

Namun, perwakilan pengemudi mempertanyakan bukti kesalahan yang dimaksud pihak Grab.

Kompas TV Insentif Batal, Pengemudi Grab Gelar Aksi Mogok dan Demo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com