TANGERANG, KOMPAS.com - Uji coba operasional kereta tanpa awak atau skytrain di Bandara Soekarno-Hatta akhir bulan ini tidak menyertakan penumpang.
Sebagai gantinya, pengelola bandara akan mengisi skytrain dengan drum-drum berisi air yang beratnya setara dengan berat 176 penumpang, atau jumlah maksimal penumpang dalam satu trainset.
"Untuk uji coba, penumpang kami ganti dengan menaruh drum berisi air dulu. Beratnya sudah dihitung, akan setara dengan maksimal 176 penumpang dalam satu trainset," kata Public Relation Manager PT Angkasa Pura II Yado Yarismano saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/7/2017).
(Baca juga: Uji Coba "Skytrain" Bandara Soekarno-Hatta Dilakukan Selama Sebulan)
Menurut Yado, satu trainset skytrain ini terdiri dari dua unit kereta yang akan berjalan bergandengan.
Saat skytrain sudah beroperasi penuh, ada tiga trainset yang akan digunakan untuk membantu perpindahan pengguna jasa bandara dari satu terminal ke terminal lain.
Uji coba skytrain akan berlangsung selama sebulan dan skytrain masih dikendarai oleh sopir. Selama masa uji coba, operasional skytrain akan dinilai kelaikannya oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
Skytrain memakai teknologi automated guided transit (AGT) yang merupakan kendaraan pengangkut tanpa pengemudi, terdiri dari beberapa unit dan dijadikan satu rangkaian.
(Baca juga: Ini Penampakan "Skytrain", Kereta Tanpa Awak di Bandara Soekarno-Hatta)
AGT juga menggunakan roda yang berjalan di atas jalur beton dengan roda pengarah tambahan di sisi kiri dan kanan unit kendaraan yang menempel pada dinding beton.
Headway skytrain di tiap terminal ditargetkan maksimal lima menit, sedangkan waktu tempuh skytrain dari Terminal 1 menuju integrated building ke Terminal 2, dan Terminal 3 ditetapkan sekitar tujuh menit.