Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Petugas Lalin Udara Keluhkan Pergerakan Pesawat yang "Overload" di Bandara Soekarno-Hatta

Kompas.com - 27/07/2017, 13:23 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Sejumlah petugas lalu lintas (lalin) udara yang tergabung dalam Indonesia Air Traffic Controllers Association (IATCA) keberatan dengan peningkatan kapasitas pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta sejak bulan Ramadan lalu.

Menurut IATCA, peningkatan pergerakan pesawat tidak sejalan dengan infrastruktur yang tersedia hingga berdampak pada delay berkepanjangan serta membahayakan keselamatan penerbangan.

"Instruksi Menteri Perhubungan Nomor 8 Tahun 2016 mengatur pergerakan pesawat untuk take off/landing 72 pergerakan per jam. Kami dilatih untuk itu, tapi kenyataannya kini sampai 84 pergerakan per jam," kata Ketua DPC IATCA Jakarta Ahmad Zakaria melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Kamis (27/7/2017).

Baca: Kesalahan Pengeboran, Pipa Air di Bandara Soekarno-Hatta Sempat Bocor

Menurut Ahmad, kini ada aturan baru yang mengatur 80 pergerakan pesawat per jam, yaitu Instruksi Menteri Perhubungan Nomor 16 Tahun 2017.

Namun, pihaknya merasa petugas lalu lintas udara tidak disiapkan untuk menangani lebih dari 80 pergerakan pesawat per jam.

Terlebih, ujar Ahmad, landas pacu di Bandara Soekarno-Hatta baru ada dua. Dengan peningkatan pergerakan pesawat yang semakin padat, namun hanya dengan dua landasan, dinilai tidak cukup sehingga berdampak pada antrean pesawat.

Baca: Ada Simulasi, Landasan Pacu Bandara Adisutjipto Ditutup Sejam

"Hal ini kami sampaikan sebagai upaya melindungi profesi ATC (Air Traffic Controller) dari kesalahan kebijakan manajemen, karena ATC sebagai petugas terdepan yang memiliki resiko tinggi dalam memberi pelayanan dan menjaga keselamatan lalu lintas penerbangan serta transportasi udara," tutur Ahmad.

Pihaknya mengaku telah menyampaikan keberatan ini langsung kepada pihak Kementerian Perhubungan.

Sejalan dengan penyampaian pendapat ini, IATCA memastikan jajarannya tetap beroperasi seperti biasa tanpa ada rencana untuk mogok kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com