Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Jadi Tempat Kejahatan, RT/RW Diminta Tingkatkan Siskamling

Kompas.com - 31/07/2017, 19:43 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi menyayangkan kembali digunakannya rumah di kawasan permukiman mewah Pondok Indah, Jakarta Selatan, sebagai tempat komplotan penipu dari China beroperasi.

Atas kejadian yang berulang ini, ia meminta para ketua RT dan ketua RW untuk mengawasi penghuni rumah di wilayahnya dengan baik.

"Harusnya RT RW sering ngecek, harus ditingkatkan lagi siskamlingnya," kata Tri ditemui di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (31/7/2017).

Tri mengatakan, pengontrak biasanya sulit dipantau. Namun, menurut dia, kondisi ini bisa diatasi oleh tiga pilar di wilayah.

"Harusnya dari lurahnya juga monitor, kan ada babinsa (TNI) dan babinkamtibmas (polisi)," ujarnya.

Pada Sabtu (29/7/2017) pukul 15.00, tim gabungan Polri menggerebek sebuah rumah mewah di Jalan Sekolah Duta Raya Nomor 5, Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Dari penggerebekan itu, polisi mengamankan 29 warga China yang diduga terlibat penipuan. Rumah sewaan itu digunakan WN China sebagai markas untuk menipu pejabat China melalui telepon.

(Baca juga: Polisi Tangkap Sindikat Penipu dari China di Pondok Indah)

Rumah mewah yang digunakan komplotan ini diketahui milik Brigjen (Purn) TNI Anton Sudarto (77).

Pada Agustus 2015, ia menyewakan rumahnya dengan tarif 3.200 dollar AS per bulan kepada seorang berinisial Y yang mengaku tinggal di Pantai Indah Kapuk.

Kepada Anton, Y mengaku menyewa rumah untuk menaruh barang-barang di rumahnya yang sedang direnovasi. Selain itu, Y mengaku menyewa rumah tersebut agar lebih mudah ke rumah sakit karena keluarganya ada yang sedang berobat.

Selama disewa Y, Anton bersama anaknya, Rina (47), beberapa kali mendatangi rumah yang letaknya di Jalan Sekolah Duta Raya Nomor 5, Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan tersebut. Setiap didatangi, rumah itu tampak gelap dan sepi.

"Kami kontrol sambil lewat, tetapi tidak bisa masuk. Dan saya lihat dari luar gelap. Pikiran saya, 'Kok tidak ada orang'. Saya suka diskusi dengan anak saya ini, itu rumah hanya untuk menyimpan barang. Jadi kalau tidak ada orangnya, ya wajar-wajar saja. Tapi dengan kejadian ini, betul-betul luar biasa buat saya," kata Anton, Minggu (30/7/2017) seperti dilansir dari Tribunnews.com.

(Baca juga: Bagaimana Modus Sindikat Kejahatan Siber China Peras Korbannya?)

Bukan kali ini saja rumah di kawasan Pondok Indah digunakan untuk markas sindikat penipuan.

Dua tahun sebelumnya, pada Mei 2015, polisi membongkar sindikat penipuan serupa di Jalan Sekolah Duta V Nomor 55 dan menangkap WN Tiongkok dan Taiwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com