JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi menyayangkan kembali digunakannya rumah di kawasan permukiman mewah Pondok Indah, Jakarta Selatan, sebagai tempat komplotan penipu dari China beroperasi.
Atas kejadian yang berulang ini, ia meminta para ketua RT dan ketua RW untuk mengawasi penghuni rumah di wilayahnya dengan baik.
"Harusnya RT RW sering ngecek, harus ditingkatkan lagi siskamlingnya," kata Tri ditemui di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (31/7/2017).
Tri mengatakan, pengontrak biasanya sulit dipantau. Namun, menurut dia, kondisi ini bisa diatasi oleh tiga pilar di wilayah.
"Harusnya dari lurahnya juga monitor, kan ada babinsa (TNI) dan babinkamtibmas (polisi)," ujarnya.
Pada Sabtu (29/7/2017) pukul 15.00, tim gabungan Polri menggerebek sebuah rumah mewah di Jalan Sekolah Duta Raya Nomor 5, Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Dari penggerebekan itu, polisi mengamankan 29 warga China yang diduga terlibat penipuan. Rumah sewaan itu digunakan WN China sebagai markas untuk menipu pejabat China melalui telepon.
(Baca juga: Polisi Tangkap Sindikat Penipu dari China di Pondok Indah)
Rumah mewah yang digunakan komplotan ini diketahui milik Brigjen (Purn) TNI Anton Sudarto (77).
Pada Agustus 2015, ia menyewakan rumahnya dengan tarif 3.200 dollar AS per bulan kepada seorang berinisial Y yang mengaku tinggal di Pantai Indah Kapuk.
Kepada Anton, Y mengaku menyewa rumah untuk menaruh barang-barang di rumahnya yang sedang direnovasi. Selain itu, Y mengaku menyewa rumah tersebut agar lebih mudah ke rumah sakit karena keluarganya ada yang sedang berobat.
Selama disewa Y, Anton bersama anaknya, Rina (47), beberapa kali mendatangi rumah yang letaknya di Jalan Sekolah Duta Raya Nomor 5, Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan tersebut. Setiap didatangi, rumah itu tampak gelap dan sepi.
"Kami kontrol sambil lewat, tetapi tidak bisa masuk. Dan saya lihat dari luar gelap. Pikiran saya, 'Kok tidak ada orang'. Saya suka diskusi dengan anak saya ini, itu rumah hanya untuk menyimpan barang. Jadi kalau tidak ada orangnya, ya wajar-wajar saja. Tapi dengan kejadian ini, betul-betul luar biasa buat saya," kata Anton, Minggu (30/7/2017) seperti dilansir dari Tribunnews.com.
(Baca juga: Bagaimana Modus Sindikat Kejahatan Siber China Peras Korbannya?)
Bukan kali ini saja rumah di kawasan Pondok Indah digunakan untuk markas sindikat penipuan.
Dua tahun sebelumnya, pada Mei 2015, polisi membongkar sindikat penipuan serupa di Jalan Sekolah Duta V Nomor 55 dan menangkap WN Tiongkok dan Taiwan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.