Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemukulan Petugas Avsec di Bandara Soekarno-Hatta Berakhir Damai

Kompas.com - 01/08/2017, 07:01 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com -
PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta memastikan pemukulan yang dilakukan oknum anggota TNI terhadap personel Aviation Security (Avsec) di Terminal 2F, Minggu (30/7/2017) pagi, berujung pada kesepakatan damai antara kedua pihak.

Masalah tersebut juga dipastikan sudah selesai dan tidak berlanjut pada upaya hukum.

"Masalah tersebut sudah clear dan diselesaikan secara kekeluargaan oleh kedua belah pihak. Kejadian tersebut memang benar, namun sudah diselesaikan baik-baik," kata Branch Communication Manager Bandara Soekarno-Hatta, Dewandono Prasetyo Nugroho, saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (1/8/2017).

(baca: Lagi, Oknum TNI Pukul Petugas Avsec Bandara Soekarno-Hatta)

Pras menjelaskan, berdasarkan keterangan personel Avsec yang jadi korban maupun oknum TNI yang diduga memukul, didapati informasi bahwa oknum anggota TNI salah paham dengan menyalahkan Avsec karena orangtua dan saudaranya yang dia antar saat itu terlambat masuk pesawat.

Secara terpisah, Airport and Services Senior Manager Bandara Soekarno-Hatta, Sugeng Hariyadi, menegaskan pihaknya tidak akan pernah menoleransi tindak kekerasan dalam bentuk apapun yang dilakukan petugas bandara maupun calon penumpang.

Jika didapati peristiwa serupa di kemudian hari, Sugeng memastikan pihaknya akan melaporkan ke pihak berwajib.

"Artinya, semua tindak kekerasan itu memang harus diserahkan pada yang berwajib, kalau memang terjadi seperti itu. Biasanya, hal seperti ini sudah ada yang menangani dan itu diserahkan kepada yang berwajib," ucap Sugeng.

Perselisihan antara pengguna jasa bandara dengan personel Avsec seperti ini bukan yang kali pertama terjadi. Beberapa waktu lalu, sempat ramai seorang perempuan mengaku istri pejabat Polri yang menampar personel Avsec di Bandara Sam Ratulangi, Manado.

Tidak lama setelah itu, ada oknum dokter militer yang juga menampar personel Avsec di Bandara Soekarno-Hatta.

Sebagian besar, penyebab peristiwa tersebut berawal dari hal sederhana, seperti calon penumpang yang enggan melepaskan jam tangan atau barang mengandung logam ketika diperiksa melewati metal detector di security check point (SCP) sebelum naik ke pesawat.

Kompas TV Aparat kepolisian masih menyelidiki penyebab awal perusakan pos TNI AU di Ujung Genteng, Sukabumi. Diduga hal sepele menjadi penyebab awal kemarahan warga. Opik, salah satu warga mengaku menjadi korban pemukulan anggota TNI, ketika dirinya tidak sengaja menciprati genangan air terhadap oknum saat mengendarai motor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com