Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Petugas PPSU di Balik Penghargaan Nirwasita Tantra untuk Djarot

Kompas.com - 02/08/2017, 20:57 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penghargaan Nirwasita Tantra yang diterima Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tidak lepas dari peran petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).

Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta EP Fitratunnisa mengatakan, peran petugas PPSU itu dengan berbagai seragamnya yang selama ini mereka kenakan termasuk salah satu yang dipaparkan Djarot di depan tim independen pada saat penilaian untuk penghargaan tersebut.

"Misalnya pemprov DKI punya pasukan oranye, hijau, biru, pink, putih. Itu jadi kebanggaannya DKI, ada andilnya pasukan ini dalam penghargaan ini. Waktu itu kami tampilkan foto-fotonya, kami sampaikan inilah pasukan yang menjaga Jakarta," ujar Fitri (sapaan Fitratunnisa) kepada Kompas.com, Rabu (2/8/2017).

Pemprov DKI Jakarta memiliki beberapa petugas dengan peran yang berbeda-beda. Pasukan oranye bertugas untuk menjaga kebersihan jalan, pasukan biru menjaga kebersihan saluran air, pasukan putih bertugas untuk mengurus perizinan warga Jakarta.

Penghargaan Nirwasita Tantra diberikan untuk kepala daerah yang sudah menetapkan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Pemprov DKI Jakarta mendapat peringkat ketiga dalam penghargaan itu.

Penerima penghargaan Nirwasita Tantra tingkat provinsi adalah Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi DKI Jakarta. Proses seleksi untuk mendapatkan penghargaan dimulai dari pengisian dokumen informasi kinerja lingkungan hidup selama satu tahun terakhir.

Jika skor mencukupi, kepala daerah harus mempresentasikan kinerja provinsi dalam mengelola lingkungan di depan tim independen. Fitri mengatakan kinerja provinsi yang dipaparkan oleh Djarot di depan tim independen meliputi masalah pengelolaan sampah, banjir, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan, transportasi, dan perumahan.

Djarot harus memaparkan permasalahan di setiap kategori itu dan upaya penyelesaian yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.

Selain pasukan dengan aneka warna, kinerja Pemprov DKI lainnya yang diapresiasi adalah pembangunan rusunawa untuk warga bantaran kali. Taman interaktif dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) juga diapresiasi oleh tim independen.

"Itu diapresiasi tim independen Nirwasita Tantra," ujar Fitri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com