Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pihak Keluarga Bersedia Jenazah MA Diotopsi

Kompas.com - 08/08/2017, 12:45 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com – Pengacara keluarga almarhum MA dari LBKH ICMI Bekasi, Abdul Chalim, membenarkan bahwa saat ini pihak keluarga bersedia jenazah MA diotopsi. Sebelumnya, pihak keluarga sempat keberatan jenazah diotopsi.

“Dari pihak keluarga sudah mengizinkan untuk dilakukan otopsi. Waktu itu kan keluarga pas di rumah sakit keberatan untuk dilakukan otopsi. Nanti dalam jangka waktu sehari dua hari ke depan baru akan otopsi di pemakaman,” ujar Abdul saat dihubungi, Selasa (8/8/2017).

Menurut dia, otopsi ini dilakukan agar pihak kepolisian mengetahui detail penyebab meninggalnya MA.

Abdul menilai, otopsi ini merupakan satu-satunya jalan agar mendapatkan kebenaran hukum.

“Hal ini untuk pembuktian secara hukum, bahwa mayat ini kan meninggal karena apa, dipukul atau karena dibakar. Maka ini sangat memengaruhi proses pemeriksaan untuk menentukan tersangkanya siapa saja,” kata Abdul.

(Baca juga: Pembakaran MA dan Solidaritas Melawan Aksi Main Hakim Sendiri)

Ia menyampaikan, otopsi akan dilakukan penyelidik dari kepolisian dan tim dokter forensik di pemakaman dalam waktu dekat.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Rijal Marito menyampaikan, otopsi jenazah MA sedang diproses.

Kapolres Metro Bekasi Kombes Asep Adi Saputra sebelumnya menduga, MA meninggal karena luka bakar. Selain itu, ditemukan tanda-tanda kekerasan akibat benda tumpul pada jenazah MA.

(Baca juga: Polisi Duga MA Meninggal karena Luka Bakar)

Dalam kasus ini, polisi menetapkan dua orang sebagai tersangka, yaitu SU (40) dan NA (39). Menurut polisi, keduanya berperan memukul korban.

NA disebut menendang perut korban sebanyak satu kali dan di punggung sebanyak dua kali. Sementara itu, SU menendang bagian punggung MA sebanyak dua kali.

Saat ini, polisi masih memburu lima orang lain terduga pelaku pembakaran MA. Kelima orang itu memiliki peran yang berbeda-beda.

Ada yang menyiram tubuh korban dengan bensin, ada yang menyulutkan api, dan ada yang memukul dengan benda tumpul.

(Baca juga: Polisi Masih Memburu 5 Orang Terduga Pelaku Pembakaran MA)

MA dikeroyok dan dibakar hidup-hidup di Pasar Muara Bakti, Desa Muara Bakti, Babelan, Kabupaten Bekasi pada 1 Agustus 2017 karena dituduh sebagai pencuri amplifier milik Mushala Al Hidayah di Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com