Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Sekarang Siswa Dipukul Katanya Pelanggaran HAM, Orangtua Marah

Kompas.com - 12/08/2017, 18:24 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menceritakan cara guru mendidik siswa-siswi pada saat dirinya masih duduk di bangku sekolah. Djarot mengatakan, seringkali para guru mendidik menggunakan cara fisik. Namun, hal tersebut lumrah dilakukan.

"Seringkali pendidikan juga menggunakan cara-cara fisik, tapi cara-cara fisik yang masih diterima, tidak membahayakan. Kalau dia pukul, pukul tangan pakai penggaris ketika kuku panjang," ujar Djarot dalam acara silaturahmi kepala SD, SMP, dan SMA se-DKI Jakarta di Gedung Yayasan Budha Tzu Chi, Jakarta Utara, Sabtu (12/8/2017).

Mantan Wali Kota Blitar itu menjelaskan, guru-guru melakukan cara itu untuk mendidik karakter dan kedisiplinan siswa-siswi mereka. Karena pendidikan karakter dan keteladanan guru-gurunya, Djarot mengaku saat menghormati mereka.

Namun, saat pendidikan menggunakan cara fisik seperti itu digunakan saat ini, seringkali orangtua siswa justru malah marah.

(Baca: bu Guru yang Ayu dan Humoris Ini Bernama Kukira Januari)

"Sekarang dipukul begitu katanya pelanggaran hak asasi manusia, orangtuanya yang marah. Padahal, guru itu orang yang penuh dengan kasih sayang," kata dia.

Djarot juga bercerita, dulu orangtua tidak masalah jika anak-anak mereka tidak naik kelas jika tidak mampu. Namun, orangtua saat ini justru banyak berupaya agar anak-anak mereka naik kelas, meskipun tidak mampu. Salah satunya dengan memberikan bantuan untuk sekolah.

"Zaman dulu, ketika anak-anak itu belajar tidak rajin, tidak naik kelas, enggak heboh, enggak apa-apa. Bapak saya bilang, kalau enggak mampu, enggak naik, enggak apa-apa, lebih baik tinggal kelas. Sekarang, enggak naik kelas, enggak lulus, hebohnya luar biasa," ucap Djarot.

Djarot tak ingin anak-anak di Jakarta yang tidak mampu diluluskan. Dia pun tak peduli dengan tingkat kelulusan di Jakarta, meski tetap akan mengupayakan yang terbaik.

"Jangan ada rekayasa dari guru-gurunya. Kasihan guru-gurunya, kepala sekolahnya, untuk merekayasa. Itu namanya lulusan palsu," kata Djarot.

Kompas TV Puluhan siswa sekolah dasar negeri 1 Gogagoman, Kecamatan Kotamobagu Barat, Sulawesi Utara, melakukan aksi demo di depan kantor wali kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com