Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Integrasi Moda Transportasi Umum, Letak Stasiun Akan Dipindahkan

Kompas.com - 22/08/2017, 18:31 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membahas integrasi antar-moda transportasi umum berbasis rel dan transjakarta bersama Kementerian Perhubungan, PT KAI, PT Adhi Karya, dan PT Jakarta Propertindo, Selasa (22/8/2017).

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda DKI Jakarta Gamal Sinurat mengatakan, dari hasil rapat, masih ada beberapa hal yang harus didalami. Salah satunya yakni soal letak stasiun.

Gamal mencontohkan, di Dukuh Atas, letak stasiun mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), dan commuter line tidak berada di satu sisi yang sama. Dengan letak stasiun yang berjauhan, pembangunan sarana penunjang untuk mengintegrasikan moda transportasi umum itu membutuhkan biaya yang mahal.

Selain itu, letak stasiun yang berjauhan juga membuat perpindahan penumpang tidak efektif.

"Jadi kalau orang turun misalnya dari LRT, dia mau masuk ke MRT, nah itu gimana nyambungnya kalau stasiunnya beda-beda, kan repot. Makanya kami nanti mau mendalami lagi mengenai perletakan stasiun. Kalau bisa dikelompokkan di satu sisi," kata Gamal seusai rapat di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (22/8/2017).

Lihat juga: DKI Evaluasi Integrasi Moda

Dengan adanya rencana pengelompokkan stasiun di satu sisi, Gamal menyebut ada kemungkinan letak stasiun yang ada di sisi yang berbeda akan dipindahkan.

"Kalau mau dijadiin satu di satu sisi kan lebih efektif, baik dalam hal pergerakan maupun pembiayaan sarana pendukungnya. Dimungkinkan (perubahan desain letak stasiun), ini perlu kami dalami lagi," kata dia.

Selain Dukuh Atas, ada beberapa kawasan yang integrasinya juga perlu didalami kembali. Integrasi lainnya yang harus dikaji yakni soal tiket dan jadwal keberangkatan moda transportasi. Pihak-pihak terkait akan membahas agar penumpang tak harus berulang kali membeli tiket jika inggin menggunakan beberapa moda transportasi yang terintegrasi.

"Kemudian harus ada pengintegrasian mengenai penjadwalan, kan jadwal harus kami atur. Kalau kalian turun dari MRT, mau masuk ke LRT, tapi masih setengah jam lagi, kan repot. Akhirnya apa, penumpukan di situ kan. Itu kan mesti diatur, ini yang belum pernah diatur," kata Gamal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com