Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Alasan Janggal Penghapusan Anggaran Lahan RPTRA

Kompas.com - 30/08/2017, 07:55 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menjelaskan penyebab-penyebab dihapusnya anggaran pengadaan lahan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA). Penyebab penghapusan anggaran itu merupakan rangkuman dari proses pembahasan dalam rapat badan anggaran bersama dengan pihak eksekutif.

Komisi A DPRD DKI Jakarta melihat tiga penyebab penghapusan anggaran lahan RPTRA begitu aneh dan mengada-ada.

"Alasan wali kota dan Bappeda yang pertama adalah salah nomenklatur dan kode rekening," ujar Sekretaris Komisi A DPRD DKI Syarif di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Selasa (29/8/2017).

Menurut dia, alasan tersebut aneh karena kesalahan nomenklatur dan kode rekening bisa diperbaiki dan tidak perlu berakhir pada penghapusan anggaran. Dalam rapat banggar, alasan lain dihapusnya anggaran pengadaan lahan RPTRA terungkap, yaitu karena waktu yang mepet.

"Setelah buntu, dicari alasan kedua, apa itu? Alasannya mepet waktu karena proses pengadaan butuh perencanaan, sosialisasi, sertifikasi sehingga tidak bisa," kata Syarif.

(baca: Batu dari Tembok Berlin Akan Diletakkan di antara RPTRA dan RTH Kalijodo)

Dari lima pemerintah kota di Jakarta, hanya Pemkot Jakarta Barat yang paling siap melakukan pengadaan lahan. Mereka sudah menemukan lahan yang akan dibebaskan. Menurut Syarif, ini membuktikan bahwa pengadaan lahan masih bisa dilakukan.

"Barat bilang bisa kok yang lain enggak bisa? Ini yang saya katakan empat wali kota lainnya agak malas," kata Syarif.

Perdebatan dalam rapat terus bergulir bahkan hingga forum banggar besar. Untuk terakhir kalinya, penghapusan anggaran lahan RPTRA dipertanyakan. Alasan ketiga yang dilontarkan adalah sudah tidak ada lagi anggaran yang tersedia.

"Terakhir alasannya anggarannya habis, itu Jumat malam pukul 23.45 WIB, dibilangnya kita kekurangan Rp 97 miliar," kata Syarif.

(baca: Anggaran RPTRA Hilang, Bukti Abainya Djarot terhadap Kerja Bawahan)

Usulan Wali Kota

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Tuty Kusumawati mengatakan penghapusan anggaran lahan RPTRA merupakan usulan dari semua wali kota, termasuk Wali Kota Jakarta Barat.

"Bappeda tidak pernah lakukan hal yang tidak diusulkan sendiri oleh SKPD dan UKPD," kata Tuty.

Oleh karena itu, saat Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) 2017 diserahkan kepada DPRD, anggaran tersebut diusulkan untuk dimatikan.

"Ketika rapat banggar terakhir yang sampai alot, empat wali kota tegas sampaikan tidak sanggup. Lalu rapat banggar memutuskan mematikan lahan di semua pemerintah kota," ujar Tuty.

Selain itu, kata Tuty, tidak ada pengadaan lahan bukan berarti tidak ada pembangunan RPTRA pada 2018. Kini, Pemprov DKI Jakarta akan mengoptimalisasi aset-aset yang ada untuk dibangun RPTRA.

Kompas TV Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Kalijodo di Jakarta Utara menjadi salah satu titik keramaian warga Ibu Kota saat berlibur Lebaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang



Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com