Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panti Sosial Kelebihan Kapasitas, Djarot Minta Pemerintah Pusat Bangun RSJ

Kompas.com - 30/08/2017, 12:05 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta pemerintah pusat membangun rumah sakit jiwa (RSJ) yang terintegrasi dengan Panti Sosial Bina Laras.

Sebab, tiga panti sosial yang menampung orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sudah melebihi kapasitas.

"Itu harus ada kerjasama, sinergi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk bisa juga membangun rumah sakit jiwa yang terintegrasi dengan panti laras," ujar Djarot di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3, Jakarta Barat, Selasa (30/8/2017).

Menurut Djarot, masyarakat yang dibina di panti sosial itu kebanyakan berasal dari luar kota. Oleh karena itulah pemerintah pusat diminta bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta.

"Sebagian besar yang masuk di Jakarta yang kami rawat itu dari luar kota. Dari hampir 3.000, itu 75 persen lebih dari luar kota, sedangkan sisanya dari Jakarta," kata dia.

Baca: Panti Sosial di Jakarta Kelebihan Kapasitas

Pemprov DKI Jakarta akan mengajak Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan untuk duduk bersama membahas penanganan ODMK dan ODGJ. Sebab, mengobati ODMK dan ODGJ cukup sulit.

"Kami ingin tempatkan mereka ke rumah sakit. Ketika Kemensos dan Kemenkes turun, maka rumah sakit jiwa kami bangun besar dan ada pantinya," ucap Djarot.

Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Masrokhan sebelumnya mengatakan, panti sosial milik Pemprov DKI yang menampung ODMK dan ODGJ udah melebihi kapasitas.

Tiga panti sosial yang menampung ODMK dan ODGJ memiliki kapasitas 1.700 orang. Namun, ketiga panti itu sudah diisi 2.962 orang hingga saat ini.

Ketiga panti itu yakni Panti Sosial Bina Laras 1, Panti Sosial Bina Laras 2, dan Panti Sosial Bina Laras 3.

Baca: Konsumsi Penghuni Panti Sosial Rp 18.000 Sehari Dinilai Tak Manusiawi

Kompas TV Seorang pria ditangkap oleh polisi dari Polres Kota Besar Semarang, Jawa Tengah, karena diduga memaksa seorang nenek untuk mengemis. Penangkapan pelaku terjadi, setelah kabar cucu tega paksa nenek mengemis viral di media sosial. Pelaku Suwarno dan korban, nenek Supini yang dipaksa mengemis, ditangkap di sekitar perempatan lampu merah Rumah Sakit Karyadi Semarang. Dari tangan pelaku, polisi menyita sejumlah uang hasil mengemis nenek Supini. Kepada polisi, pelaku mengaku ia merupakan cucu korban dan sudah selama tiga bulan menyuruh sang nenek mengemis dan meminta jatah Rp 40.000 sekali mengemis. Kini, polisi masih menyelidiki kasus ini, apakah ada jaringan kejahatan yang terlibat. Sedangkan nenek Supini kini ditampung di panti sosial milik pemerintah Kota Semarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com