Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anugerah Jurnalistik MHT, Apresiasi atas Ruang Kontrol Pers untuk Pemprov DKI

Kompas.com - 20/09/2017, 17:32 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemberitaan awak media dan insan pers atas saran, masukan, bahkan kritik yang obyektif, serta informasi atas hasil pembangunan Pemerintah Provinsi (Pempriv) DKI Jakarta mendapat apresiasi dan perhatian khusus.

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi DKI Jakarta didukung Pemprov DKI Jakarta menganugerahi para wartawan dalam Lomba Karya Jurnalistik bertajuk Anugerah Jurnalistik Mohammad Husni Thamrin (MHT) 2017.

Ajang yang memasuki tahun ke-43 ini merupakan apresiasi terhadap karya jurnalistik terbaik yang dihasilkan para wartawan dalam menjalankan tugasnya.

Kepala Dinas Kominfo DKI Dian Ekowati dalam penganugerahan yang dilakukan di Balai Kota Pemprov DKI Jakarta, Rabu (20/9/2017), mengatakan bahwa karya para jurnalis yang terlibat dalam ajang ini juga dianggap sebagai kepedulian media terhadap perkembangan Kota Jakarta.

"Pers memiliki peran penting untuk mewujudkan salah satu agenda prioritas pemerintah, yaitu membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, serta memberantas korupsi," ujar Dian.

Dian juga menyampaikan bahwa pemberitaan awal media dan insan pers atas saran, masukan, dan kritik yang obyektif, atau penyampaian hasul pembangunan merupakan hal yang positif dan patut diapresiasi.

Wartawan Kompas.com, Donny Apriliananda (menerima penghargaan), diapresiasi atas tulisan Kampung Melayu, Saksi Bisu Moda Transportasi Jakarta, tayang di Kompas.com pada25 Mei 2017.KompasOtomotif-Donny Apriliananda Wartawan Kompas.com, Donny Apriliananda (menerima penghargaan), diapresiasi atas tulisan Kampung Melayu, Saksi Bisu Moda Transportasi Jakarta, tayang di Kompas.com pada25 Mei 2017.
Ketua Panitia Pelaksana Anugerah Jurnalistik MH Thamrin ke-43, Irmanto, menyebutkan bahwa dalam ajang lomba jurnalistik ini, ada 10 kategori karya jurnalistik yang dilombakan. Ke-10 kategori itu adalah Tajuk Rencana, Foto, Artikel Umum, Artikel Layanan Publik, Features Siaran Televisi, Features Siaran Radio, Features Olahraga, Features Online, dan Features Citizen Journalism.

Karya-karya jurnalistik yang diikutkan dalam lomba adalah karya yang dipublikasikan pada periode 1 Juni 2016 hingga 31 Mei 2017.

Kompas Group berhasil menyabet lima tempat pada tiga kategori. Tulisan berjudul "Kampung Melayu, Saksi Bisu Moda Transportasi Jakarta" yang tayang di Kompas.com 25 Mei 2017, menyabet juara ketiga di kategori Feature Online.

Sedangkan karya "Sandiaga Nilai Olahraga Lari Bisa Membuatnya Berinteraksi dengan Masyarakat Jakarta" yang tayang di Kompas.com 21 Agustus 2016 juga meraih juara ketiga kategori Feature Olahraga.

Lalu, tulisan "Menjaga Nyali, Nyalakan Asa", tayang di harian Kompas edisi 2 November 2016 menyabet juara kedua di kategori Artikel Umum. Sedangkan tayangan "Problematika Jakarta: Wajah Jakarta" tayang di Kompas TV edisi 31 Mei 2017 menyabet juara ketiga di kategori Feature Siaran Televisi.

Satu lagi, kategori Citizen Jurnalisme, juara ketiga diraih blogger Kompasiana Djulianto Susanto, tayang pada 3 Desember 2016, meraih juara ketiga.

Ketua PWI Jaya Endang Werdiningsih berharap, dengan adanya penghargaan ini, para wartawan dapat lebih terpacu untuk berkarya dan termotivasi untuk menghasilkan karya yang berkualitas.

"Tentunya, karya yang dihasilkan tidak hanya menarik, tapi juga memenuhi kode etik jurnalisik," ujarnya.

Karya jurnalitik yang dilombakan adalah karya jurnalistik yang memuat tentang Kota Jakarta. Bisa tentang layanan publik, artikel umum atau lainnya. Temanya tentang Jakarta, sedangkan topik bisa bermacam-macam, seperti transportasi, pendidikan, kesehatan, air bersih, pemukiman, banjir, dan lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com