Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Satu Arah di Depok Kemungkinan Besar Dipermanenkan

Kompas.com - 27/09/2017, 16:38 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Sistem satu arah (SSA) di Depok yang saat ini masih dalam tahap uji coba, kemungkinan besar akan dipermanenkan.

Sebab, Pemkot Depok menyatakan, hasil kajian menunjukkan SSA dapat mengurangi tingkat kemacetan.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Gandara Budiana mengatakan, sebelum dilanjutkan ke tahap permanen, pemerintah akan terus menyerap masukan dari berbagai pihak, termasuk dari kelompok yang menolak SSA.

"Kalau sementara ini akan kami lanjut. Tapi berbagai masukan kami akan bahas secara komperehensif. Apa yang menjadi kelemahan, kekurangan, itu semua yang jadi pertimbangan," kata Gandara di Balai Kota Depok, Rabu (27/9/2017).

Baca: Petugas Damkar Depok Terbantu Sistem Satu Arah

Ia menyampaikan hal tersebut usai menerima perwakilan pengunjuk rasa warga yang menolak penerapan SSA.

Seperti aksi sebelumnya, unjuk rasa kali ini kembali diikuti warga dan pedagang yang merasa dirugikan dengan penerapan SSA.

Menurut Gandara, Pemkot Depok tidak akan melanjutkan SSA ke tahap permanen sebelum menemukan solusi bagi warga yang menolak.

Sehingga, dalam beberapa pekan ke depan, Pemkot Depok akan terus menyerap berbagai keluhan baik dari sisi pertimbangan lalu lintas, ekonomi, dan sosial.

"Mudah-mudahan nantinya ada solusi yang paling baik untuk penerapan masalah transportasi di Kota Depok ini," ujar Gandara.

SSA di Depok diterapkan di tiga ruas jalan, yakni Jalan Dewi Sartika, Jalan Nusantara, dan Arif Rahman Hakim.

Saat ini, status penerapannya masih tahap uji coba yang dimulai sejak akhir Juli 2017. Setelah sekitar sebulan berjalan, hasil kajian dari Dishub menyatakan SSA berhasil menekan tingkat kemacetan di Depok.

Ada tiga paramater yang digunakan dalam evaluasi SSA yakni kecepatan kendaraan, waktu tempuh, dan panjang antrean.

Baca: Ketua DPRD Depok Minta Wali Kota Temui Penolak Sistem Satu Arah

Dari tiga paramater tersebut, semuanya disebut menunjukkan peningkatan terhadap kinerja jaringan jalan di Depok.

Namun, di sisi lain, penerapan SSA dikeluhkan para pedagang yang berjualan di Jalan Dewi Sartika karena omzet mereka menurun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com