Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depok Masih Cari Cara Mengurai Kemacetan Tanpa Merugikan Usaha Warga

Kompas.com - 28/09/2017, 07:26 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com -
Unjuk rasa menolak penerapan sistem satu arah (SSA) kembali dilakukan sejumlah warga Depok pada Rabu (27/9/2017) kemarin. Seperti sebelumnya, unjuk rasa kembali dilakukan di depan Balai Kota Depok.

Pada unjuk rasa kali ini, warga yang mengatasnamakan diri Forum Warga Tolak SSA kembali menyatakan bahwa mereka adalah pedagang dan warga di lokasi penerapan SSA yang menyatakan dirugikan selama hampir dua bulan penerapan SSA.

"Kami ke sini untuk menyuarakan nasib ratusan pedagang dan pengendara lainnya terhadap masalah SSA ini yang memiliki dampak ekonomi dan lainnya," kata seorang pedagang di Pasar Depok Jaya, Yani.

Penerapan SSA di Depok dilakukan di Jalan Arif Rahman Hakim, Nusantara, dan Dewi Sartika.

Sampai saat ini, status penerapannya masih dalam tahap uji coba. Hasil kajian dari Dinas Perhubungan Kota Depok sebenarnya menyatakan uji coba penerapan SSA berhasil menekan tingkat kemacetan di Depok.

Ada tiga paramater yang digunakan dalam evaluasi terhadap penerapan SSA di Depok, yakni kecepatan kendaraan, waktu tempuh, dan panjang antrean.

(baca: Sistem Satu Arah di Depok Belum Kurangi Kemacetan Saat Akhir Pekan)

Dari tiga paramater tersebut, semuanya disebut menunjukkan adanya peningkatan terhadap kinerja jaringan jalan di Depok. Namun, di sisi lain, penerapan SSA dikeluhkan para pedagang di Jalan Dewi Sartika karena omzet menurun.

Kondisi inilah yang membuat Pemerintah Kota Depok belum memutuskan lanjut atau tidaknya SSA ke penerapan secara permanen sampai adanya solusi bagi pelaku usaha yang selama ini menolak.

Ditemui usai menerima perwakilan pengunjuk rasa dari warga yang menolak penerapan SSA, Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Gandara Budiana menyatakan sebelum dilanjutkan ke tahap permanen, pihaknya akan terus menyerap masukan dari berbagai pihak, termasuk dari kelompok masyarakat yang menolak.

"Kalau sementara ini akan kami lanjut. Tapi berbagai masukan kami akan bahas secara komperehensif. Apa yang menjadi kelemahan, kekurangan, itu semua yang jadi pertimbangan," kata Gandara, di Balai Kota Depok.

Gandara menyatakan untuk mengakomodasi aspirasi pedagang, Pemerintah Kota Depok kemungkinan akan segera membongkar separator di Jalan Dewi Sartika.

Cara ini diyakini akan mempermudah pengguna kendaraan yang melintas untuk singgah di toko-toko yang ada di lokasi tersebut.

"Pembongkaran separator bertujuan untuk memperlancar sirkulasi kendaraan dan mempermudah kendaraan singgah untuk meningkatkan perekonomian di situ," kata Gandara.

(baca: Sistem Satu Arah di Depok Dinilai Bisa Berhasil Jika Konsisten Diawasi)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com