Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahmad Dhani Mengaku 2 Kicauannya yang Dilaporkan Berasal dari Admin

Kompas.com - 10/10/2017, 19:13 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Musikus Ahmad Dhani mengaku dua kicauannya yang dilaporkan pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berasal dari admin Twitter-nya. Usai pemeriksaan di Mapolrestro Jakarta Selatan pada Selasa (10/10/2017), Dhani berkata ada tiga  kicauannya yang dilaporkan oleh pendukung Ahok.

"(Dua kicauan) itu ide admin. Kami punya tim kan ada tiga orang," kata Dhani di Mapolrestro Jakarta Selatan, Selasa malam.

Dhani mengaku menyerahkan urusan media sosialnya mulai dari Twitter, Instagram, dan Facebook kepada tim admin sejak tahun 2014. Admin biasanya akan memposting otomatis di media sosial Ahmad Dhani. Namun ada juga pernyataan yang diminta langsung oleh Dhani untuk diunggah oleh Admin.

Dhani mengaku baru tahu ada dua kicauan yang dilaporkan, dibuat bukan olehnya, ketika ia diperiksa oleh penyidik. Dua kicauan itu dibuat tanpa sepengetahuannya. Sedangkan satu kicauan lagi, menurut Dhani dibuat sepengetahuannya.

"(Yang satu) itu memang saya yang memerintahkan langsung," ujar Dhani.

Baca juga: Ahmad Dhani Tak Sesali Kicauan yang Dituduh Bernada Kebencian

Kendati demikian, Dhani mengaku tak keberatan soal isi kicauan yang dibuat adminnya. Sebab menurutnya, kicauan itu tak melanggar norma dan hukum.

"Makanya saya juga nggak memarahi atau menegur admin saya atau bahkan melarang. Karena menurut saya tidak melanggar hukum," kata dia.

Dhani mengaku ia sudah meminta maaf atas kicauan soal meludahi pendukung penista agama. Ia meminta maaf kepada "majelis penista agama". Dhani merasa tak bersalah sebab kicauannya tak ditujukan kepada nama tertentu, melainkan kepada orang umum yang mendukung pelanggar hukum. Oleh karena itu, ia meminta pelapornya lebih dulu mengaku mereka adalah pendukung penista agama.

"Saya rasa menempatkan ujaran kebencian pada tweet saya agak salah ya. Saya benci pelaku penista agama dan pendukungnya seperti saya benci pemerkosaan atau pelecehan terhadap anak kecil, saya benci," kata Dhani

"Saya berhak mengutarakan kebencian saya kepada hal-hal yang melanggar UU atau bisa kita sebut pelanggaran kejahatan," kata dia.

Pada 6 Maret 2017 Ahmad Dhani berkicau melalui akun Twitter @AHMADDHANIPRAST, yang nadanya dianggap menghasut dan penuh kebencian terhadap pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Keesokan harinya Ahmad Dhani meminta maaf.

Dhani pun dilaporkan pendukung Ahok, Jack Boyd Lapian yang juga pendiri BTP Network ke polisi pada 9 Maret 2017.

Ahmad Dhani diduga melanggar Pasal 28 ayat 2 Jo Pasal 45 ayat 2 Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com