Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes Adukan LSM KPK ke Wali Kota Tangerang atas Dugaan Persekusi RS

Kompas.com - 17/10/2017, 19:19 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kota Tangerang telah melaporkan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Komunitas Pengawas Korupsi (KPK) ke Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah setelah ada video viral anggota LSM itu berlaku kasar kepada pihak Rumah Sakit Arya Medika, beberapa waktu lalu.

Melalui laporan itu, Dinkes juga meminta Wali Kota Tangerang untuk memberikan perlindungan pada tenaga kesehatan di Kota Tangerang.

"Kami sudah lapor ke Wali Kota, lalu beliau minta untuk menindaklanjuti LSM ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Liza Puspadewi saat ditemui Kompas.com di kantornya," Selasa (17/10/2017).

Menurut Liza, Arief menjanjikan akan memberi perlindungan dan rasa aman bagi semua tenaga kesehatan di Kota Tangerang.

Baca: Dinkes Sebut Pihak RS yang Digeruduk LSM KPK Tak Salahi Aturan

Baca: Arief juga dikatakan telah memerintahkan camat setempat untuk berkoordinasi dengan pihak terkait guna mencegah hal yang sama, yakni perlakuan kasar oleh orang tak dikenal terhadap tenaga kesehatan, kembali terjadi.

"Tidak boleh ancaman dalam bentuk apapun. Kami juga sudah adukan ke IDI (Ikatan Dokter Indonesia), minta perlindungan," tutur Liza.

Sebelumnya diberitakan, pasien yang disebut meninggal dunia datang ke rumah sakit tersebut diantar oleh keluarganya pada Selasa (10/10/2017).

Mereka sebelumnya sudah berkeliling ke klinik dan rumah sakit lain, namun karena rumah sakit di luar sudah penuh hingga kemudian mereka mendapati Rumah Sakit Arya Medika masih bisa menerima pasien.

Baca: Kronologi LSM KPK Geruduk Rumah Sakit di Tangerang Versi Dinas Kesehatan

Saat itu, dokter jaga di instalasi gawat darurat (IGD) telah berupaya menyelamatkan nyawa pasien tersebut. Adapun kondisi pasien saat tiba di sana disebut sudah kritis dan mengalami penurunan tingkat kesadaran yang cukup dalam atau koma.

Dokter juga menyadari bahwa fasilitas rumah sakit di sana belum memadai untuk merawat pasien itu, sehingga dia menyarankan keluarga agar pasien bisa dirujuk ke rumah sakit lain. Liza memastikan, saat itu pihak keluarga sudah setuju dan proses merujuk langsung dilakukan.

Setelah dirujuk dan pasien diantar ke rumah sakit rujukan, tidak lama keluarga dan pasien kembali lagi ke Rumah Sakit Arya Medika bersama sejumlah orang berpakaian hitam dengan tulisan "KPK". Saat pasien diterima lagi oleh dokter, ternyata sudah meninggal dunia.

Dalam tayangan video yang beredar, anggota LSM KPK itu sempat membentak serta memukul meja di depan seorang dokter dan pegawai rumah sakit.

Mereka menyalahkan pihak rumah sakit karena dianggap lalai telah membiarkan pasien itu meninggal dunia.

Belakangan, pihak keluarga pasien mengaku tidak tahu menahu atau bahkan mengenali anggota LSM KPK tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com