JAKARTA, KOMPAS.com - Rusdi Jampang (38) pengawas di UPK Badan Air DKI Jakarta, mengingat ketika pertama berkenalan dengan Kali Mampang pada 2013 silam. Ia menggambarkan Kali Mampang waktu itu sempit, kotor, dan bau.
"Kasur, bantal, guling, kambing mati dibuang di sini," kata Rusdi ditemui di Jalan Kemang Timur V, Mampang Prapatan, Jumat (20/10/2017) sore.
Rusdi bercerita, sejak terbentuknya UPK Badan Air, ia dan 36 anggotanya bekerja delapan jam sehari untuk membersihkan kali. Sehari, 10 kubik sampah diangkut dari Kali Mampang yang membentang 10 kilometer dari Warung Buncit hingga Kapten Tendean.
Mereka memasang enam saringan di sepanjang kali, dan mengangkut sampah yang tertahan dari pagi sampai sore. Alat berat juga rutin dikerahkan untuk mengangkut sampah, tanah, dan lumpur yang mempersempit kali.
Baca juga : Ketika Kali Mampang Jadi Tempat Mandi Para Bocah
Perlahan-lahan, sampah pun berkurang.
"Mulai 2015 itu, biasa anak-anak kalau pulang main kan penasaran lihat kali bersih pingin nyemplung, terus teman-temannya ikut," kata Rusdi.
Baca juga : Kali Mampang Akan Dikembalikan seperti Tahun 1960-an
Sejak saat itu hingga kini, anak-anak dari kampung-kampung banyak yang bermain di kali. Apalagi ketika musim kemarau, airnya cetek hanya sekitar 1,5 meter.
Baca juga : Pengerukan Kali Mampang Jadi Tontonan Warga
Jalan Kemang Timur V tepatnya di depan rumah bekas kandidat calon gubernur DKI Jakarta Hasnaeni Moein atau Wanita Emas, menjadi spot favorit untuk loncat ke kali. Di sini ada rumah pompa dan taman yang asri.