Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejutan Anies-Sandi pada Pekan Pertama Bertugas

Kompas.com - 24/10/2017, 06:27 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah sepekan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno bertugas sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Keduanya dilantik pada Senin (16/10/2017) lalu. Keduanya langsung bertugas di Balai Kota pada keesokan harinya, yaitu Selasa (17/10/2017) lalu.

Selama 7 hari ini, beberapa kejutan muncul dari sosok Anies-Sandi. Beberapa hal menyedot perhatian masyarakat, terlepas dari itu impresinya positif atau negatif. Misalnya soal pidato Anies yang kontroversial, masalah lahan di Haji Nawi, inovasi rute Transjakarta, sampai sejumlah pelanggaran kecil.

Pidato kontroversial

Tepat pada malam usai pelantikannya, Anies sudah membuat heboh dengan pidato politiknya. Pidato Anies menjadi ramai diperbincangkan karena mengandung kata "pribumi". Padahal sudah ada undang-undang dan instruksi presiden yang melarang penggunaan kata pribumi dalam perumusan dan penyelenggaraan kebijakan, perencanaan program, ataupun pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.

Anies bahkan telah dilaporkan ke polisi oleh Inisiator Gerakan Pancasila Jack Boyd Lapian. Tak hanya Boyd, organisasi Banteng Muda Indonesia (BMI) juga melaporkan Anies ke Bareskrim Polri setelah laporannya ditolak Polda Metro Jaya. Dua laporan itu kemudian dijadikan satu laporan polisi.

Laporan tersebut diterima dengan laporan polisi nomor LP/1072/X/2017/Bareskrim. Anies dilaporkan dengan dugaan tindak pidana diskriminatif ras dan etnis sebagaimana diatur dalam pasal 4 huruf B ke-1 dan 2 dan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis.

Baca juga : Kata Pribumi dari Anies Baswedan Juga Dibahas di Luar Negeri

Modifikasi rute bus transjakarta

Setelah melihat proyek pembangunan underpass Matraman, Wakil Gubernur Sandiaga Uno merasa perlu ada inovasi rute yang dilakukan PT Transjakarta. Dengan demikian, tersedia rute khusus bagi penumpang yang jalur busnya melintasi area proyek infrastruktur.

"Cari rute-rute transjakarta, bisa merekayasa jalurnya supaya tidak terlalu macet karena ini sekarang kan ada pembangunan enam proyek besar ini. Be innovative-lah," kata Sandiaga.

PT Transjakarta pun segera menjawab tantangan Sandiaga. Keesokan harinya, Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono mengumumkan ada dua jenis layanan baru pada bus transjakarta, yaitu rute ekspres dan rute lintas.

Bus dengan layanan ekspres akan melintasi jalur tol untuk menghindari area proyek infrasktruktur. Sementara bus dengan layanan lintas akan menggunakan jalur koridor lain yang masih steril untuk menghindari area macet di proyek infrastruktur. PT Transjakarta menyediakan 6 rute untuk dua jenis layanan itu dan dimulai sejak Senin (23/10/2017).

Bertemu Mahesh

Dalam pekan lalu, Anies dan Sandiaga sempat mendatangi proyek pembangunan mass rapid transit (MRT) di Fatmawati yang memiliki kendala lahan. Sejumlah warga enggan menyerahkan lahan mereka kepada PT MRT untuk dijadikan Stasiun Haji Nawi. Mereka menggugat Pemprov DKI Jakarta agar mendapatkan harga sebesar Rp 120 juta per meter.

Salah seorang warga yang menggugat, Mahesh, bertemu dengan Anies pada Jumat lalu. Setelah berbicara dengan Anies, Mahesh ternyata bersedia membongkar bangunannya agar pembangunan stasiun tidak terhambat. Meski belum ada kesepakatan harga dengan Pemprov DKI, Mahesh bersedia lahannya dibongkar terlebih dahulu.

Namun dalam perkembangan terbaru, Mahkamah Agung telah memutus perkara gugatan ganti rugi lahan warga di Jalan Fatmawati untuk MRT itu. Juru Bicara Mahkamah Agung Suhadi, Senin kemarin, mengatakan putusan itu dibuat majelis hakim pada 10 Oktober 2017 lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com