Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penculikan Anak dari Korea Selatan ke Indonesia

Kompas.com - 02/11/2017, 12:18 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian menangkap dua warna negara Korea Selatan, yaitu Baik Jongwoon (40) dan Sea Songwoon di sebuah hotel kawasan Sudirman, Rabu (1/11/2017).

Keduanya ditangkap karena menculik KH (10) yang juga seorang anak asal Korea Selatan.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan mengatakan, KH dibawa oleh Sea ke Indonesia sejak 24 Oktober 2017 lalu. Para pelaku dan orangtua korban rupanya saling mengenal. 

Pelaku kemudian berdalih ingin mengajak KH liburan ke Bali. Saat itu Sea turut membawa ketiga anak Baik agar orangtua dan KH tak merasa curiga.

Atas dasar itu, orangtua KH percaya bahwa anaknya benar-benar diajak berlibur.

"Kemudian tanggal 25 Oktober salah satu pelaku Baik Jongwoon ini menghubungi orangtua korban, meminta sejumlah uang. Hari itu juga orangtua korban transfer sejumlah 50 juta Won," ujar Hendy di Mapolda Metro Jaya, Kamis (2/11/2017).

Baca juga : Penculik Anak WN Korea Berdalih Bawa Korban ke Bali untuk Liburan

Selanjutnya, kata Hendy, Baik menyusul Sea dan KH ke Indonesia pada 31 Oktober 2017 ke Indonesia. Saat itu, Baik kembali meminta sejumlah uang kepada orangtua KH.

"Tanggal 31 orangtua korban juga mentransfer uang sebesar 100 juta Won. Total yang ditransfer orangtua korban atas permintaan Baek Song Won ini Rp 1,8 miliar," ucap dia.

Rupanya, Baik memanfaatkan anak-anaknya untuk mengajak korban bermain agar tak menyadari bahwa dia telah diculik. Selama masa penculikan, pelaku menyita telepon seluler KH.

Pelaku menyita ponsel korban dengan alasan agar KH fokus liburan. Selanjutnya, pelaku juga berpura-pura mengatakan bahwa ponsel KH telah rusak agar anak itu tak bisa berkomunikasi dengan orangtuanya.

"Pada saat kita amankan korban tidak merasa dalam proses penculikan," kata Hendy.

Baca juga : Dua Penculik Anak Korea Akan Dideportasi

Mengetahui anaknya diculik, orangtua KH yang berprofesi sebagai pengusaha membuat laporan polisi di Korea Selatan. Selanjutnya, kepolisian Korea melalui Kedubesnya di Indonesia menghubungi Ditreskrimum Polda Metro Jaya untuk meminta bantuan pencarian.

Polisi pun langsung bergerak dan mengendus keberadaan pelaku.

"Jadi kita dua lokasi melakukan penangkapan. Yang pertama di hotel daerah Sudirman, kita mengamankan Baik Jongwoon dan termasuk menyelamatkan korban dengan satu lagi anak laki-laki," ucap dia.

Setelah menangkap Baik, polisi melakukan pengembangan untuk menangkap Sea di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.

"Sea Songwoon kita amankan di bandara. Karena dia kita duga akan kembali ke Korea bersama dengan dua anak-anak perempuan yang sudah kita amankan di Jatanras," ujar Hendy.

Baca juga : Penculik Anak Korea Minta Tebusan Rp 1,8 Miliar

Selanjutnya, polisi langsung membawa Baik dan Sae ke Mapolda Metro Jaya untuk dilakukan proses pemeriksaan lebih lanjut sebelum dideportasi. Sementara KH dibawa ke suatu tempat dengan ditemani oleh anggota kepolisian dan perwakilan Kedubes Korea Selatan.

Kompas TV Korban mengaku, tidak pernah mendapat kekerasan dari pelaku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com