Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Sandi Tak Penuhi Janji untuk Temui Buruh yang Berdemo

Kompas.com - 13/11/2017, 09:18 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Massa buruh dari berbagai organisasi melakukan aksi unjuk rasa di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (10/11/2017) lalu. Mereka berdemonstrasi untuk menolak upah minimum provinsi (UMP) sebesar Rp 3.648.035 yang telah diteken Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Buruh merasa Anies dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno telah mengingkari kontrak politik yang ditandatangani bersama buruh pada masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.

Salah satu isi kontrak politik itu menyatakan Anies-Sandi akan menetapkan UMP lebih tinggi dari ketentuan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Nyatanya, Anies-Sandi menetapkan UMP sesuai ketentuan PP tersebut.

Saat berdemo, massa buruh menyindir berbagai sikap Anies-Sandi, termasuk saat Sandi menemui buruh dan ikut bergabung dengan mereka pada demo sebelumnya. Mereka juga menyinggung UMP DKI Jakarta yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah penyangga Jakarta.

"Nyata-nyata UMP kita lebih rendah daripada daerah penyangga. Padahal, kita hanya dibatasi Patung Garuda (perbatasan antara Jakarta dan Bekasi)," ujar seorang orator buruh.

Massa dari berbagai organisasi buruh melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Sabtu (10/11/2017). Buruh menolak upah minimum provinsi DKI Jakarta 2018 yang telah ditetapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNGKOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Massa dari berbagai organisasi buruh melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Sabtu (10/11/2017). Buruh menolak upah minimum provinsi DKI Jakarta 2018 yang telah ditetapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG

 

Janji temui buruh tak dipenuhi

Sebelum massa berdatangan, tepatnya Jumat pagi, Sandi berjanji akan menemui mereka yang berdemo. Ia mengaku tidak akan menutup ruang dialog dengan buruh yang menolak UMP.

Siang harinya, Sandi juga mengatakan hal serupa. Sandi menyebut bersedia menemui buruh pada Jumat sore.

"Rencananya sebelum atau sesudah ashar saya bersedia dan tentunya kita harapkan terbangun komunikasi," ujar Sandi, Jumat siang.

Baca juga : Soal Tuntutan UMP Buruh, Sandiaga Terus Berkoordinasi dengan Berbagai Pihak

Jelang sore, Sandi meninggalkan Balai Kota DKI Jakarta untuk menghadiri rapat di kawasan Jakarta Barat. Sandi tak kembali ke Balai Kota seusai rapat tersebut. Hingga massa buruh membubarkan diri pukul 19.50 WIB, Sandi maupun Anies tak menemui mereka.

Sandi mengaku tak bisa menemui buruh yang berdemo karena harus menghadiri rapat.

"Saya rapat persiapan Asian Games sampai malam. Sudah komunikasi dengan teman-teman (buruh)," kata Sandi, Sabtu.

Sandi beralasan ia telah berkomunikasi dengan buruh dan sedang mengatur kembali waktu untuk pertemuan berikutnya.

"Karena sudah malam, saya lalu berdiskusi dengan pimpinan.Temen-temen (buruh) bilang mau diatur lagi (waktu) untuk silaturahmi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com