Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/12/2017, 04:56 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Perencanaan Prasarana Jalan dan Utilitas Dinas Bina Marga DKI Jakarta Riri Asnita mengatakan, guna menanggulangi kesemrawutan utilitas di Jakarta, sejak 2016 instansinya membangun main hall utilitas atau box utilitas.

Sejak 2016 hingga Desember 2017, pembangunan box utilitas di Jakarta telah mencapai 50 kilometer.

Box utilitas ini berfungsi sebagai tempat keluar masuk utilitas, baik kabel, pipa ataupun sejumlah utilitas lain yang berada di bawah tanah.

Tiap box utilitas ini berjarak 20 meter hingga 25 meter, dengan kedalaman 2,3 meter, dan lebar 1,2x1,8 meter.

Baca juga : Anies-Sandi Akan Panggil Pemilik Utilitas di Area Underpass Mampang

Menurut Riri, masih banyak perusahaan yang menanam utilitasnya di dalam saluran air. Apa yang dilakukan pihak perusahaan tersebut membuat saluran air tersumbat dan mengakibatkan banjir di Jakarta.

"Tapi dalam hal ini banyak pemilik utilitas yang istilahnya tidak mengikuti aturan. Enggak ada tuh istilahnya pemiliki utilitas boleh berada di atas saluran. Akhirnya menghambat. Karena kami tahu kondisinya seperti itu, Dinas Bina Marga membuat inovasi dengan membuat main hall utilitas," ujar Riri saat ditemui Kompas.com di Kantor Bina Marga, Jakarta Pusat, Kamis (14/12/2017).

Riri mengatakan, anggaran yang dikeluarkan untuk pembuatan satu kilometer box utilitas mencapai Rp 120 juta, atau per titik box utilitas menghabiskan biaya Rp 30 juta.

Dengan anggaran yang dimiliki saat ini, setiap tahun Bina Marga bisa membangun box utilitas sepanjang 30 kilometer.

Pembangunan box utilitas itu, kata Riri, selain membenahi utilitas yang ada di bawah tanah, juga agar perusahaan pemilik utilitas tak lagi merusak trotoar yang telah dibangun.

Pemilik utilitas membongkar trotoar untuk memasang utilitasnya di bawah tanah. Hal itu membuat trotoar yang telah dibangun dengan baik malah menjadi rusak.

"Fungsinya box utilitas ini pada saat kami bangun trotoar yang selama ini pembangunan baru selesai, mereka masuk, viber optic masuk akhirnya trotoar kami digali terus. Pengembaliannya tidak standar, akibatnya masyarakat terganggu," ujar Riri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Massa Demo Pro-Kontra Pemerintah di DPR Saling Lempar Botol

Massa Demo Pro-Kontra Pemerintah di DPR Saling Lempar Botol

Megapolitan
Sekolah di Dekat KPU dan Bawaslu RI Diliburkan saat Pengumuman Hasil Pemilu 2024

Sekolah di Dekat KPU dan Bawaslu RI Diliburkan saat Pengumuman Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Polsek Tanjung Priok Larang Kegiatan 'Sahur on The Road'

Polsek Tanjung Priok Larang Kegiatan "Sahur on The Road"

Megapolitan
Fokus ke Pilpres, Perolehan Kursi Gerindra di DPRD DKI Merosot

Fokus ke Pilpres, Perolehan Kursi Gerindra di DPRD DKI Merosot

Megapolitan
Maling Brankas di Ciracas Sudah Pantau Situasi 3 Hari Sebelum Beraksi

Maling Brankas di Ciracas Sudah Pantau Situasi 3 Hari Sebelum Beraksi

Megapolitan
Adian Napitupulu Ajak Pedemo Audiensi Soal Hak Angket di Dalam Gedung DPR

Adian Napitupulu Ajak Pedemo Audiensi Soal Hak Angket di Dalam Gedung DPR

Megapolitan
Tamin: Saya Enggak Menyangka Bisa Jadi Marbut Masjid

Tamin: Saya Enggak Menyangka Bisa Jadi Marbut Masjid

Megapolitan
Penerangan JPO Depan Trisakti Dikeluhkan Redup, Pengamat: Jangan-jangan Tidak Ada Anggaran...

Penerangan JPO Depan Trisakti Dikeluhkan Redup, Pengamat: Jangan-jangan Tidak Ada Anggaran...

Megapolitan
Penyalurannya Tak Merata, Golkar DKI Usul Bantuan KJP Dialihkan Jadi Sekolah Gratis

Penyalurannya Tak Merata, Golkar DKI Usul Bantuan KJP Dialihkan Jadi Sekolah Gratis

Megapolitan
Dokter Gadungan di Bekasi Praktik 5 Tahun, Mengaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi

Dokter Gadungan di Bekasi Praktik 5 Tahun, Mengaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi

Megapolitan
Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Megapolitan
Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi 'Food Estate' Jakarta

Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi "Food Estate" Jakarta

Megapolitan
Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Megapolitan
Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com