JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, artis Jennifer Dunn merupakan korban dari industri narkoba. Sebab, industri narkoba biasanya melibatkan para bandar besar.
"Jennifer Dunn ini mungkin lebih ke victim daripada sebuah permainan mega maha besar bahwa ini kan poin-poinnya sangat besar dan industri-industri pemain besar semua," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (4/1/2018).
Sandiaga mengaku prihatin dengan kasus penggunaan narkoba oleh Jennifer. Saat pemerintah menyatakan perang terhadap narkoba, justru peredaran narkoba semakin banyak.
"Saya prihatin dan sedih sekali karena ternyata kan di titik ini saya nyatakan bahwa kita perang terhadap narkoba, tapi yang terjadi kan semakin marak," kata dia.
Baca juga : Polisi Belum Berencana Rehabilitasi Jennifer Dunn
Menurut Sandiaga, peredaran barang haram tersebut saat ini semakin marak karena narkoba telah menjadi industri. Dia pun mencontohkan serial drama Narcos dan El Chapo yang menggambarkan industri narkoba yang sangat besar dan merusak generasi muda secara masif.
Untuk memberantas peredaran narkoba, lanjut Sandiaga, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) DKI Jakarta.
"Kami bekerja sama dengan BNN Provinsi DKI Jakarta sudah sangat clear, kalau pemain besar dan melawan pemerintah langsung di-810-kan (kode kepolisian untuk menyebut 'mati')," ucap Sandiaga.
Baca juga : Jennifer Dunn Mengaku Baru Setahun Konsumsi Narkoba
Adapun Jennifer ditangkap setelah polisi menangkap FS, yang disebut sebagai bandar, di rumahnya di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Minggu (31/12/2017). FS merupakan pemberi sabu untuk Jennifer.
Dari ponsel FS, polisi menemukan percakapan dari Jennifer yang memesan sabu. Polisi lalu menangkap Jennifer di rumahnya di kawasan Mampang, Jakarta Selatan.
Dari tangan Jennifer, polisi menyita sedotan untuk mengonsumsi sabu.