Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transjakarta Tanah Abang Explorer Angkut 12.000 Penumpang Setiap Hari

Kompas.com - 04/01/2018, 20:40 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan, sejak dioperasikan pada 22 Desember 2017, penumpang yang menggunakan jasa bus transjakarta Tanah Abang Explorer terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan data yang dimilikinya, setiap harinya transjakarta bisa mengangkut penumpang sebanyak 12.000 orang yang ingin beraktivitas di kawasan Pasar Tanah Abang.

"12.000 penumpang hampir setiap harinya, itu data per Kamis ini," kata Budi saat menghadiri focus group discussion penataan lalu lintas dan kawasan Stasiun Tanah Abang di Hotel Millenium, Jakarta, Kamis (4/1/2018).

Budi menuturkan, armada yang beroperasi mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB ini mengintegrasikan layanan dengan angkutan umum yang ada di beberapa titik di kawasan Pasar Tanah Abang.

Baca juga : Dirut Transjakarta: Kami Tidak Ambil Rezeki Angkot di Tanah Abang

"Jadi kami seperti saat ini, jadi feeder (pengumpan) yang mengantarkan penumpang menuju angkot dan mikrolet," ucap Budi.

Dengan melihat tingginya Animo masyarakat terhadap Tanah Abang Explorer, pihaknya berencana menambah armadanya yang semula 10 unit menjadi 15 unit dengan kapasitas tampung 41 penumpang duduk dan 27 penumpang berdiri.

Rute yang dilewati adalah Halte Stasiun Tanah Abang-Halte Blok G-Halte Blok B-Halte Auri-Halte Blok E-Halte Flyover Jatibaru dan kembali ke Stasiun Tanah Abang.

Baca juga : Sopir Angkot: Kami Disuruh Muter, tetapi Transjakarta Masuk Tanah Abang, Gimana Ini?

Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan transjakarta dalam penataan Tanah Abang. Mengingat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutup satu jalur jalan yang ada di depan Stasiun Tanah Abang atau Jalan Jatibaru setiap hari mulai pukul 08.00-18.00.

Penutupan jalan itu merupakan bagian dari konsep penataan Pasar Tanah Abang jangka pendek ala Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno.

Satu jalur jalan itu digunakan untuk PKL, sedangkan satu jalur lainnya digunakan untuk transjakarta. PKL pun disediakan tenda yang bisa didapatkan secara gratis tanpa dipungut retribusi.

Kompas TV Jalan Jati Baru yang ditutup pada jam tertentu merupakan jalan provinsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com