JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan berkomunikasi dengan para pakar museum dalam menangani Museum Bahari yang terbakar.
"Kami tidak ingin sekadar menjalankan apa yang menurut kami tepat. Jadi, tadi saya sudah komunikasi, kami janjian untuk ketemu dengan pakar terkait museum dan sejarah, nanti akan memberikan alternatif yang bisa kita ambil," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (17/1/2018).
Baca juga: Cadik Nusantara, Perahu yang Selamat dari Kebakaran Museum Bahari
Anies mengatakan, musibah ini harus menjadi pelajaran. Sementara ini, museum masih ditutup untuk umum.
Anies berharap, museum bisa dibuka lagi paling lambat pada Sabtu (20/1/2018). "Paling cepat besok, tetapi paling lambat hari Sabtu," ujar Anies.
Gedung A dan C Museum Bahari terbakar pada Selasa (16/1/2018) pagi. Api diduga berasal dari korsleting.
Kepala UPT Museum Kebaharian Husnison Nizar sebelumnya mengatakan, dibutuhkan waktu beberapa bulan untuk pembangunan ulang Museum Bahari.
"Untuk renovasi bisa lebih dari 6 bulan, harus butuhkan penelitian konstruksi, penelitian struktur, baru kami renovasi," kata Husnison, kemarin.
Baca juga: DKI Koordinasi dengan Kementerian PUPR untuk Renovasi Museum Bahari
Menurut dia, museum itu direnovasi pada akhir November 2017. Pemugaran dilakukan dengan mengganti komponen kayu, balok rantai, kaso yang rusak atau rapuh, serta mengganti genteng.