Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membujuk Sopir Angkot Tanah Abang agar Berdamai dengan Pemprov DKI

Kompas.com - 31/01/2018, 08:44 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa hari ini, sopir angkot yang melayani trayek Tanah Abang, Jakarta Pusat, melancarkan protes atas penutupan Jalan Jatibaru. Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu merugikan mereka karena menutup titik potensial mereka mendapatkan penumpang.

Aksi demo dilakukan. Sopir angkot menolak beroperasi. Penumpang telantar. Tidak hanya itu, transjakarta Tanah Abang Explorer yang selama ini jadi andalan warga setelah angkot tidak boleh melintas di Jalan Jatibaru juga ikut berhenti beroperasi. Pengoperasian kembali bus itu masih menunggu suasana kondusif.

Berbagai upaya untuk meredam kemarahan sopir angkot Tanah Abang terus dilakukan. Pada saat demo, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah menemui mereka.

Berbagai bujukan

Pemprov DKI Jakarta siap mengikuti semua keinginan sopir angkot Tanah Abang agar mereka menghentikan aksi protes. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan akan mengikuti solusi alternatif yang diminta sopir angkot. Hanya satu syaratnya, solusi yang diminta bukan membuka kembali Jalan Jatibaru.

"Pokoknya apa yang disampaikan nanti oleh pengemudi kepada operator, saya akan luluskan. Saya ikuti, kecuali membuka (Jalan Jatibaru) itu. Mau pakai ganjil genap kek, apa kek, diikuti," ujar Andri di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (30/1/2018).

Organda juga turun tangan. Organda mengumpulkan sopir-sopir angkot Tanah Abang untuk mencari solusi. Sejak awal, sopir angkot dari berbagai rute itu memiliki keinginan yang berbeda-beda.

"Misalnya angkot M08 (Tanah Abang-Kota) mintanya hanya dari pagi sampai pukul 14.00 saja yang enggak boleh," kata Dewan Pembina Unit Organda Angkutan Lingkungan DKI Petrus Tukimin.

Sopir angkot M08 minta diizinkan melintas Jalan Jatibaru selepas pukul 14.00 sampai malam hari. Sementara para sopir angkot M10 tujuan Tanah Abang-Jembatan Lima minta diizinkan memutar di kolong jembatan layang dari pagi sampai pukul 10.00.

Hanya sopir dari dua rute angkot itu yang memiliki permintaan khusus. Sopir rute lain, seperti M03 Tanah Abang-Roxy, M11 Tanah Abang-Meruya, dan M09 Tanah Abang-Kebayoran Lama, cenderung mengikuti saja.

"M11 dan M09 sepertinya mereka enggak terlalu berpengaruh. Mereka hanya siap mengikuti hasilnya dan siap ikut OK Otrip," kata Petrus.

"Ngopi" bareng

Petrus berencana mengajak mereka bertemu kemarin sore. Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno juga berencana mengajak mereka bertemu. Pertemuannya direncanakan Rabu ini. Sandiaga ingin berdiskusi dengan mereka mengenai konsep penataan Tanah Abang.

"Rencananya Rabu pagi kami undang mereka ngopi di sini (Balai Kota DKI Jakarta)," ujar Sandi.

Namun, Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede kemarin mengatakan, pertemuan tersebut masih tentatif. Mangara senang jika pertemuan sopir angkot Tanah Abang dengan Sandiaga benar berlangsung.

"Besok (hari ini) kalau jadi pertemuan, pasti ada solusi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com