Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Lurah Lakukan dan Hentikan Sosialisasi Nama Jalan AH Nasution

Kompas.com - 02/02/2018, 10:24 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sosialisasi rencana perubahan nama Jalan HR Rasuna Said-Mampang Prapatan-Warung Jati Barat (Warung Buncit) menjadi AH Nasution telah dilakukan beberapa hari yang lalu. Sosialisasi dilakukan lurah dengan mengirimkan surat kepada RT/RW dan perusahaan yang beralamat di jalan terdampak, forum pertemuan, hingga pemasangan spanduk.

Lurah Mampang Prapatan Ramli memilih melakukan sosialisasi melalui surat edaran, pertemuan, dan grup aplikasi percakapan WhatsApp.

"Saya, kan, dasarnya dari hasil rapat, terus ada instruksi Wali Kota disuruh sosialisasikan tentang perubahan jalan ini," ujar Ramli, Kamis (1/2/2018).

Baca juga: Spanduk Sosialisasi Perubahan Nama Jalan Mampang-Buncit Dipasang di JPO

Sementara Lurah Pejaten Barat Rahmat Basuki memilih sosialisasi melalui surat edaran dan pemasangan spanduk. Sama seperti Ramli, Rahmat juga menyosialisasikan rencana perubahan nama jalan itu atas instruksi Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi.

Dalam foto surat yang dikirimkan Rahmat kepada Kompas.com, ada instruksi Wali Kota Jakarta Selatan Nomor 3 Tahun 2018 yang mendasari sosialisasi rencana perubahan nama jalan itu.

Dalam instruksi tersebut, ada delapan lurah yang diberi tugas, yakni Lurah Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Tegal Parang, Duren Tiga, Kalibata, Pejaten Barat, Jatipadang, dan Ragunan.

Mereka diminta menyosialisasikan rencana perubahan nama jalan kepada warga yang tinggal di sepanjang ruas jalan yang akan diubah dan melaporkan hasilnya kepada camat. Sosialisasi dilakukan 30 hari.

"Di instruksi Wali Kota, kami lurah tugasnya adalah menyosialisasikan dan melaporkan," kata Rahmat melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Jumat. 

Menurut Rahmat, sosialisasi memang perlu dilakukan. Tujuannya agar publik mengetahui dan merespons rencana perubahan nama yang diusulkan Ikatan Keluarga Nasution itu. Dengan demikian, kata Rahmat, pemerintah bisa melakukan kajian lagi dengan mempertimbangkan respons publik.

"Dengan adanya sosialisasi seperti ini sehingga ada respons, kajian ulang, kebijakan ulang, kan, ini lebih baik," ujarnya.

Dihentikan Anies

Kelurahan Pejaten Barat memasang spanduk sosialisasi berwarna kuning di jembatan penyeberangan orang (JPO) dekat Halte SDN 03 Pagi Pejaten Barat dan JPO Halte Transjakarta Pejaten Philips, Jalan Warung Jati Barat. Namun, pada Kamis petang, sekitar pukul 17.00, petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) mencopot spanduk tersebut.

Rahmat menyebut, dua spanduk sosialisasi itu dicopot atas pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di media massa yang dianggapnya sebagai perintah atasan.

Baca juga: PPSU Copot Spanduk Sosialisasi Nama Jalan AH Nasution

"Kami melakukan sosialisasi itu ada dasarnya, bukan keinginan kami sendiri. Kami mencabut spanduk itu juga ada dasarnya, statement Pak Gubernur yang disampaikan melalui wawancara dengan media," ucap Rahmat.

Kemarin, Anies meminta semua jenis sosialisasi dihentikan. Sebab, dia berencana merevisi Keputusan Gubernur Nomor 28 Tahun 1999 terkait pedoman penetapan nama jalan, taman, dan bangunan umum di DKI Jakarta.

"Dihentikan semua," ujar Anies.

Anies meminta tidak ada pihak atau instansi yang langsung menindaklanjuti usulan perubahan nama itu. Dia mengingatkan, kewenangan untuk menindaklanjuti usulan perubahan nama berada di tingkat pemerintah provinsi.

Baca juga: Anies Diminta Tak Ubah Nama Jalan Mampang Prapatan-Warung Buncit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com