JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Komisioner Bidang Pengasuhan Rita Pranawati mengatakan, anak yang terlalu sering ditinggal dan diasuh oleh orang lain tanpa peran langsung orangtua bisa menimbulkan efek negatif bagi pertumbuhan anak.
Rita mengatakan, kurangnya ikatan anak dengan orangtua secara emosional bisa membuat si anak menjadi korban bahkan pelaku tindak kekerasan.
"Pasti kelekatan berkurang itu artinya agresifitasnya bisa ke kanan, bisa meningkat. Kalau ke kiri, rendah kepercayaan diri. Anak bisa jadi korban karena ketidaklekatan dengan orangtua," ujar Rita saat ditemui di Mapolsek Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (2/2/2018).
Rita mengatakan tak masalah bagi orangtua untuk bekerja keras. Asalkan orangtua sadar bahwa pengasuhan anak tetap berada di kendali orangtua. Orangtua hanya perlu mengatur waktu dan cara pengasuhan.
Baca juga : Belajar dari Kasus FY, KPAI Sarankan Orangtua Cari Baby Sitter Profesional
Misalnya memberikan waktu penuh kepada anak ketika orangtua telah pulang bekerja. Bila orangtua terpaksa menitipkan anaknya karena tuntutan pekerjaan, pilih pengasuh yang profesional, atau tempat penitipan anak yang memiliki standarisasi tinggi. Salah satunya fasilitas yang ramah anak.
"Komunikasi yang baik sehingga anak nyaman bercerita dengan kita itu yang bisa dilakukan. Peran ayah juga penting. Tidak ada peran ayah juga berpengaruh kepada agresifitas anak dan kepribadian anak," ujar Rita.
"Daycare itu (harus) ramah fasiltasnya juga aman. Kemudian pengasuhannya tidak melakukan kekerasan karena anak rewel. Itu penting. Jadi standar untuk mengendalikan anak itu dapat," ujar Rita melanjutkan.
Jumat sore Rita menemui FY, babysitter yang melakukan penganiayaan terhadap balita yang diasuhnya di Kembangan, Jakarta Barat beberapa waktu yang lalu. Dari pertemuan itu, Rita mengatakan bahwa semenjak kecil FY diasuh oleh kakeknya.
Kedua orangtuanya bercerai dan sampai saat ini tak pernah bertemu. Kurangnya kasih sayang dinilai menjadi salah satu pemicu Rita sulit menyalurkan emosi sehingga akhirnya menjadi pelaku penganiayaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.