Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadishub Minta Hanya 15 Angkot Tanah Abang "Ngetem", Nyatanya...

Kompas.com - 05/02/2018, 12:59 WIB
Rima Wahyuningrum

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansah telah menetapkan aturan ngetem khusus untuk angkot di kawasan Tanah Abang dengan jumlah 15 mobil.

Dari pantauan Kompas.com pada Senin (5/2/2018) pagi, terlihat barisan antrean angkot M 08 trayek Tanah Abang-Kota berjumlah 19 mobil. Angkutan itu berbaris sepanjang Jalan Jatibaru Bengkel sampai kolong jalan layang Stasiun Tanah Abang lama.

Hari Ramadhan, petugas Suku Dinas Perhubungan DKI Jakarta, menyebutkan bahwa kondisi di lapangan memang tak sesuai dengan aturan yang diberikan Dishub. Ia menyesuaikan aturan dengan kondisi di lapangan.

"Kami menyesuaikan keadaan di lapangan, apabila landai maklum. Mereka kan ujung-ujungnya bicara perut. Ya, melihat di atas sudah berikan instruksi, kami jalankan dan kami lihat juga kondisi di lapangan," kata Hari.

Baca juga: Menanti Realisasi OK Otrip untuk Sopir Angkot Tanah Abang...

Aturan jumlah angkot Tanah Abang yang ngetem ditentukan pada Jumat (2/2/2018) di Balai Kota, Jakarta Pusat. Kebijakan tersebut dibuat atas keluhan para sopir angkot yang merasa kesulitan mendapatkan penumpang setelah penutupan Jalan Jatibaru Raya.

Hingga akhirnya pada Sabtu (3/2/2018), Wakil Gubernur Sandiaga Uno dan perwakilan sopir angkot sepakat jalan tersebut dibuka kembali, tetapi dengan aturan pergantian antara angkot Tanah Abang dan transjakarta Tanah Abang Explorer.

Baca juga: Sabtu Sore, Angkot Tanah Abang Mulai Melintasi Jalan Jatibaru Raya

Angkot Tanah Abang dengan nomor trayek M 08, M 03, dan M 03A diperbolehkan melintasi Jalan Jatibaru Raya pada pukul 15.00-08.00, sementara transjakarta Tanah Abang Explorer mulai melintas pukul 08.00-15.00 dengan jalur Stasiun Tanah Abang-halte Blok G-halte Blok B-halte Auri-halte Blok E-halte jembatan layang Jatibaru, kembali ke Stasiun Tanah Abang.

Kompas TV Mulai Sabtu (3/2) pagi angkutan kota yang sebelumnya dilarang kini kembali diperbolehkan melintas di Jalan Jati Baru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com