Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Khaidar dan Orangtuanya yang Tinggal di Kolong Jembatan Pasar Rumput Dipulangkan ke Bogor

Kompas.com - 09/02/2018, 11:06 WIB
Iwan Supriyatna,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, memulangkan enam penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang diketahui tinggal di kolong jembatan Pasar Rumput ke kampung halamannya, yaitu Bogor, Jawa Barat.

Camat Setiabudi Dyan Airlangga mengatakan, enam PMKS tersebut terdiri dari 4 orang dewasa, 1 anak balita, dan 1 bayi berusia kurang dari satu bulan.

"Ya, salah satunya bayi Khaidar Ali yang viral karena tinggal di kolong jembatan dengan kedua orangtuanya," kata Dyan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/2/2018).

Semua PMKS tersebut tidak memiliki identitas Jakarta sehingga pihak kecamatan melalui Kasatpel Sudin Sosial menjangkau PMKS tersebut untuk dilakukan pembinaan.

Baca juga: Soal Bayi Khaidar yang Tinggal di Bawah Jembatan, Ini Tanggapan Dinas Sosial

Menurut Dyan, setelah dilakukan pembinaan oleh Kasatpel Sudin Sosial Kecamatan Setiabudi, PMKS tersebut akhirnya memilih pulang ke kampung halamannya, yaitu Bogor, Jawa Barat.

"Kami akomodasi perjalanan mereka, mulai dari menyewa bajaj ke stasiun hingga memberi tiket kereta api tujuan Bogor," ucap Dyan.

Baca juga: Soal Bayi Khaidar yang Tinggal di Bawah Jembatan, Ini Tanggapan Dinas Sosial

Keluarga bayi Khaidar Ali yang berusia 15 hari hidup di kolong jembatan kawasan Pasar Rumput, Setiabudi, Jakarta Selatan bersama kedua orang tuanya Mahmud (34) dan Nurjana (15) saat ditemui Kompas.com pada Selasa (6/2/2018).KOMPAS.com/Rima Wahyuningrum Keluarga bayi Khaidar Ali yang berusia 15 hari hidup di kolong jembatan kawasan Pasar Rumput, Setiabudi, Jakarta Selatan bersama kedua orang tuanya Mahmud (34) dan Nurjana (15) saat ditemui Kompas.com pada Selasa (6/2/2018).
Langkah itu dilakukan lantaran pihaknya sebagai aparatur sipil negara (ASN) Kecamatan Setiabudi tidak ingin ada warga atau siapa pun yang bertempat tinggal di tempat yang tidak layak.

"Yang penting, kami tidak ingin ada warga atau siapa pun bertempat tinggal di bawah kolong jembatan Sungai Ciliwung karena tidak manusiawi dan sangat membahayakan keselamatan jiwa," ujarnya.

Baca juga: Viral #SaveBabyKhaidarAli, Ini Cerita Orangtuanya dari Bawah Jembatan Pasar Rumput

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com