Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganggu Ketertiban, Hujan Uang di HR Rasuna Said Tak Boleh Dilanjutkan

Kompas.com - 28/02/2018, 20:51 WIB
Nursita Sari,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolsek Metro Setiabudi AKBP Irwa Zaini Adib mengatakan, "hujan" uang di kawasan Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, tepatnya di depan GOR Soemantri Brodjonegoro, telah mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

Oleh karena itu, polisi membubarkan kegiatan yang videonya viral di media sosial.

"Kegiatan tersebut berdampak pada arus lalu lintas di sekitar lokasi tersendat dan berpotensi gangguan kamtibmas, maka kegiatan diminta dihentikan," ujar Irwa saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (28/2/2018) malam.

Baca juga: Hujan Uang di HR Rasuna Said, Ini Kesaksian Warga Sekitar

Irwa menjelaskan, "hujan" uang itu merupakan bagian dari promosi fitur sebuah aplikasi yang digelar sebuah perusahaan.

Petugas perusahaan tersebut membagikan uang dari atas menggunakan mobil skylift.

Polisi sudah mengetahui informasi rencana "hujan" uang itu akan kembali digelar pada Kamis (1/3/2018) dan Jumat (2/3/2018).

Namun, polisi melarang dan meminta kegiatan tersebut dibatalkan.

"('Hujan' uang Kamis-Jumat) dibatalkan, Mbak," kata Irwa.

Warga yang beraktivitas di sekitar GOR Soemantri Brodjonegoro dihebohkan dengan "hujan" uang pada Rabu siang.

Seorang pengantar makanan cepat saji, Dede (33), menyebut "hujan" uang itu terjadi sekitar pukul 12.30 dan berlangsung lebih kurang 20 menit.

Di sekitar tempat "hujan" uang itu ada sebuah baliho besar berisi iklan sebuah aplikasi.

Ada tulisan "HUJAN DUIT" yang tercantum dalam baliho putih itu.

"Itu katanya dari aplikasi. Enggak tahu itu aplikasi apa. Katanya tiga hari nanti sampai hari Jumat, kata orang yang videoinnya dari mereka," kata Dede.

Nominal uang kertas yang disebarkan yakni Rp 2.000, Rp 5.000, dan Rp 10.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com