Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Pakai Diskresi untuk PKL Melawai, Politikus Nasdem Sebut Nanti PKL Bisa Minta Jualan di Depan Istana

Kompas.com - 02/03/2018, 14:31 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus menyebut diskresi Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno membolehkan pedagang kaki lima (PKL) Melawai berjualan di trotoar tidak tepat. Menurut Bestari, diskresi itu harusnya dikeluarkan hanya dalam keadaan darurat.

"Setahu saya diskresi gubernur atau wali kota, bupati, untuk tujuan yang darurat, mendesak, ada bencana dan sebagainya. Diskresi itu untuk bencana. (PKL) enggak mendesaklah itu," ujar Bestari ketika dihubungi, Jumat (2/2/2018).

Kata Bestari, jika Sandiaga memaksakan memberikan diskresi, maka ia akan diprotes banyak pihak. Termasuk PKL lain yang juga meminta kesetaraan.

Baca juga : Sandiaga Pakai Hak Diskresi agar PKL Bisa Berjualan di Trotoar Melawai

"Mungkin di depan Istana nanti boleh ya. Di depan kantor gubernur (PKL meminta berjualan)," kata dia.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno bersama Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) Erick Thohir di Hotel Luminor, Kamis (1/3/2018). KOMPAS.com/JESSI CARINA Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno bersama Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) Erick Thohir di Hotel Luminor, Kamis (1/3/2018).

Bestari menilai jika Sandiaga ingin menata PKL, maka bisa dicari model penataan yang lebih baik dan tidak melanggar aturan.

"Jangan merusak apa yang dilakukan pendahulu untuk menertibkan Jakarta. Bagaimana kota yang maju ditandai dengan menjamurnya PKL di mana-mana tidak terkendali," kata Bestari.

Baca juga : Sandiaga: PKL Melawai Hadir karena Dibutuhkan Masyarakat

Sandiaga Uno sebelumnya menyatakan, ia mengetahui PKL yang berjualan di atas trotoar Melawai, Jakarta Selatan, melanggar peraturan daerah. Namun, dia akan menggunakan hak diskresi untuk tetap memperbolehkan para PKL tersebut berjualan.

"Ada diskresi yang harus kami buat karena ini ada 75 lapangan kerja, (jika) dikali dua, paling tidak ada 150 lapangan kerja yang kami ingin selamatkan di sini," kata Sandiaga, di Balai Kota DKI Jakarta, 28 Februari 2018.

Baca juga : Sandiaga Bilang Pejalan Kaki Justru Memerlukan PKL Melawai

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, bersama wakil DPRD DKI M. Taufik dan anggota DPRD Bestari Barus  menyapa para penonton di panggung utama pantai Carnaval Ancol, Senin (1/1/2018). Sandiaga hadir untuk merayakan pergantian tahun bersama pengunjung Ancol.Kompas.com/Setyo Adi Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, bersama wakil DPRD DKI M. Taufik dan anggota DPRD Bestari Barus menyapa para penonton di panggung utama pantai Carnaval Ancol, Senin (1/1/2018). Sandiaga hadir untuk merayakan pergantian tahun bersama pengunjung Ancol.

Kompas TV Penertiban pedagang kaki lima selalu menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Penataan pedagang kaki lima di sejumlah titik belum optimal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com