Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan Diangkut, Ampun, Saya Cuma Istirahat Sebentar di Sini, Pak..."

Kompas.com - 28/03/2018, 15:46 WIB
Stanly Ravel,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Satpol PP Kecamatan Jatinegara bersama Suku Dinas Sosial Jakarta Timur menertibkan para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang tinggal di kolong jembatan Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (28/3/2018).

Saat petugas datang, para PMKS langsung bergegas merapikan barang-barang mereka ke dalam gerobak.

Namun, petugas juga sigap mengamankan mereka. 

Baca juga: PMKS di Kolong Jembatan Pasar Rumput Dipulangkan ke Kampung Halamannya

"Jangan, Pak, cuma istirahat sebentar. Ampun, Pak, jangan diangkut, Pak," ucap salah satu PMKS tersebut.

Tak hanya itu, salah satu PMKS perempuan paruh baya juga terlihat meronta saat dibujuk ikut pendataan di kecamatan.

Dia menangis histeris hingga akhirnya petugas Satpol PP terpaksa membopongnya ke dalam mobil.

Baca juga: Enam PMKS Diamankan Saat Tidur di Kolong Jembatan Belakang RSCM

PMKS di kolong flyover Kampung Melayu diamankan petugas Satpol PP dan Sudinsos Jakarta Timur, Rabu (28/3/2018)Stanly Ravel PMKS di kolong flyover Kampung Melayu diamankan petugas Satpol PP dan Sudinsos Jakarta Timur, Rabu (28/3/2018)
"Enggak mau, Pak, saya cuma istirahat. Jangan, Pak, saya ini orang kecil, Pak, jangan," ujarnya.

Petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Timur mencoba menenangkan mereka.

"Enggak usah takut, Bu, kami cuma data saja. Ibu punya KTP DKI, kan, sudah ikut saja," kata seorang petugas. 

Baca juga: Dulu di Jalanan, Kini PMKS Lebih Banyak "Mangkal" di Permukiman Warga hingga Mal

PMKS di kolong flyover Kampung Melayu diamankan petugas Satpol PP dan Sudinsos Jakarta Timur, Rabu (28/3/2018)Stanly Ravel PMKS di kolong flyover Kampung Melayu diamankan petugas Satpol PP dan Sudinsos Jakarta Timur, Rabu (28/3/2018)
Seorang PMKS lainnya yang juga diamankan petugas meronta di pinggir jalan.

Aksi ini pun menjadi tontonan para pengguna jalan yang melintasi kawasan Kampung Melayu.

"Tolong, Pak, ini buat setoran saya jangan dibawa gerobaknya, Pak, belum setoran ini saya. Enggak mau, Pak, enggak mau," ujarnya meronta. 

Baca juga: Dinsos DKI Klaim Jumlah PMKS Turun 45 Persen di 2017

Ketika menyisir kolong arah Bukit Duri, petugas kembali menemukan seorang PMKS laki-laki dalam kondisi lemas.

Menurut keteranganya, dia tinggal di kolong dan saat ini sedang sakit.

"Ikut saja, Pak, sekalian nanti diobati dan dirawat," kata seorang petugas.

Kompas TV Satpol PP Jakarta Barat, Rabu (28/2) malam, menggelar razia di sejumlah lokasi yang kerap dijadikan tempat prostitusi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com