Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku "Skimming" Hanya Butuh 10 Menit untuk Pasang Perekam Data Nasabah

Kompas.com - 03/04/2018, 20:47 WIB
Sherly Puspita,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kanit 4 Subdit Resmob Polda Metro Jaya AKP Rovan Richard Mahenu mengatakan, pelaku skimming hanya butuh waktu lebih kurang 10 menit untuk memasang alat perekam di balik insert card atau lubang untuk memasukkan kartu ATM.

"Hanya butuh waktu sekitar 10 menit, paling lama 15 menit (untuk memasang alat perekam)," ujar Rovan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (3/4/2018).

Baca juga : BRI Batam Akui 4 Nasabahnya Jadi Korban Skimming

Ia mengatakan, alat perekam itu berukuran kecil dan harus ditempatkan di belakang insert card dengan cara mencongkelnya.

Untuk mencongkel, pelaku menggunakan obeng. "Setelah terbuka baru mesin perekam dimasukkan," kata dia.

Rovan menyampaikan, setelah mesin perekam dipasang, pelaku akan menutup kembali insert card. Dalam beberapa kasus, ada juga yang mengelem insert card tersebut.

"Makanya masyarakat harus mengecek kekuatan tempurung insert card sebelum melakukan transaksi. Kalau insert card sudah tak kencang lagi atau ada bekas lem atau ada bekas goresan lebih baik lapor petugas," kata dia.

Baca juga : Marak Skimming, Polisi di Malang Patroli ATM

Menurut Rovan, perekam tersebut dapat merekam ratusan data nasabah. Setiap sepekan sekali, pelaku akan mengecek alat perekam dan melakukan duplikasi kartu ATM untuk menguras saldo nasabah.

"Dengan alat perekam itu pelaku bisa mengetahui nomor rekening, data transaksi hingga saldo korban. Untuk mengetahui pin, pelaku memasang kamera di kanopi tombol masukan pin," papar Rovan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com