Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Duga Pelaku Pembunuhan di Pondok Labu Lebih dari Satu

Kompas.com - 06/04/2018, 19:04 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolres Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar mengatakan, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah Hunaedi, pensiunan TNI AL yang tewas dibunuh, Kamis (5/4/2018) kemarin.

Dari olah TKP itu, polisi menduga pelaku yang menewaskan Hunaedi lebih dari satu orang.

"Kata saksi hanya satu, pelaku utama satu. Tapi kami lihat kemarin dari penyisiran sampai di titik akhir, ada kemungkinan ada yang membantu. Tapi ini akan kami kembangkan terus," ujar Indra saat mendatangi rumah anak Hunaedi di Pondok Labu, Jakarta Selatan, Jumat.

Polisi menduga, pelaku kabur dibantu rekannya.

Baca juga : Sopia Ungkap Ciri-ciri Pembunuh Suaminya di Pondok Labu

Beberapa saat setelah kejadian, polisi mendatangi lokasi kejadian. Namun, saat masuk ke rumah, polisi tidak menemukan pelaku. Polisi bahkan berkelilingi komplek perumahan. Namun, pelaku tidak ditemukan.

Polisi juga masih menyelidiki apakah pelaku telah terlebih dahulu mengintai rumah korban. Ini karena pelaku bisa dengan mudah kabur meski rumah tersebut telah dijaga polisi dan warga.

Polisi juga tengah menyelidiki keterkaitan antara pencurian yang terjadi di rumah korban sehari sebelum perisitiwa pembunuhan itu.

Rabu lalu, pencuri masuk ke rumah korban dan menggondol uang Rp 3 juta.

"Sejauh ini belum ada yang hilang, tapi kami akan dalami keterkaitan dengan (pencurian) sehari sebelumnya," ujar Indra.

Dari pengakuan istri Hunaedi, Sopia, perempuan 73 tahun itu melihat seorang laki-laki bergulat dengan suaminya di ruang tamu. Sopia melihat pelaku berbadan gemuk dan berpostur pendek.

Baca juga : Pensiunan TNI yang Tewas di Pondok Labu Dimakamkan Siang Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com