JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga orang serentak berdiri saat Kompas.com baru saja menginjakkan kaki di halaman depan kantin yang terletak di samping lapangan Samapta Bhayangkara (Shabara) Polda Metro Jaya, Jumat (27/4/2018) sore.
Tiga orang yang terdiri dari dua wanita dan satu pria tersebut ternyata adalah pemilik tiga kios makanan di kantin berkonsep pujasera tersebut.
Mereka menyerbu kami dengan menawarkan berbagai menu makanan dan minuman.
"Mbak mau makan apa mba? Ada soto ini," ujar salah satu pedagang.
"Mau minum juga ada, Mbak. Mau jus, es teh, es jeruk, ada," kata pedagang yang lain.
"Mau rames Mbak, ada nasi rames Mbak," timpal pedagang terakhir.
Baca juga : Kantin Sehat ala SD Inpres di Kupang
Begitu banyak makanan dan minuman yang ditawarkan para pedagang. Padahal, kami masih berdiri di pintu masuk dan belum menentukan tempat duduk.
Para pedagang masih mengerubungi sampai kami menyebutkan makanan atau minuman apa yang hendak kami pesan.
Alhasil, kami justru merasa kebingungan memilih makanan yang akan kami pesan.
Doorstop sebelum makan
Para wartawan, termasuk di Polda Metro Jaya, sering mewawancarai narasumber secara langsung dari jarak dekat atau spontan mencegat mereka. Cara ini dikenal dengan doorstop.
Ketika menyambangi kantin Shabara, giliran kami merasa seperti sedang di-doorstop para pedagang.
Pengunjung akan merasa seperti pejabat atau pesohor negeri yang dikerubuti wartawan yang telah menunggu kedatangannya dan ingin menanyakan berbagai hal.
"Biasanya enggak cuma tiga pedagang mbak. Di sini ada 12 pedagang. Biasanya hampir semua nunggu di depan, kalau ada pengunjung langsung berlomba-lomba nawarin dagangannya," ujar Poniman, salah satu pedagang asal Jawa Tengah.
Demi dapat pelanggan, tapi saling akur