Menurut Poniman, kebiasaan menceggat pelanggan di depan pintu masuk ini telah dilakukan para pedagang puluhan tahun yang lalu.
"Di sini ada 9 pedagang nasi, 3 pedagang minuman. Kalau enggak dicegat dari depan ya enggak dapat pelanggan," ujarnya.
Hal ini dibenarkan oleh pedagang lain bernama Sri Sukamti. Wanita yang sudah 25 tahun berdagang di tempat ini mengaku cara menawarkan dagangan seperti ini sebagai cara yang cukup efektif.
"Kan kami itu perinsipnya siapa cepat, dia dapat. Tapi walaupun begitu pedagang yang semua dari Jawa Tengah ini kompak, enggak pernah ada masalah rebutan pelanggan. Cuma memang kami sejak dulu cara menawarkannya, ya seperti ini," ujar Sri.
Para pedagang sudah saling mengerti satu sama lain sehingga tidak ada yang ribut gara-gara rebutan pembeli. Mereka akan menghargai pilihan pembeli.
Sri tak memungkiri akibat cara menawarkan para pedagang sejumlah pengunjung menjadi risih.
"Ya ada yang nyeletuk, duduk aja belum kok udah diserang para pedagang. Tapi kebanyakan ya udah biasa, kan pelanggannya mayoritas polisi di sini. Jadi sudah tau kebiasaan kami," tuturnya.
Meski cara menawarkannya seperti itu, kantin Shabara yang buka selama 24 jam ini tergolong ramai pengunjung.
Para pengunjung terlihat sudah terbiasa dengan kondisi ini. Tak sedikit yang menjadikan "doorstop" para pedagang sebagai bahan gurauan.
"Sebentar to bu, saya tak duduk dulu," suara seorang pengunjung saat dikerubuti para pedagang.
Berikut video saat mendatangi kantin "doorstop".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.