Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto: Penyanderaan dan Pembunuhan oleh Napi Terorisme di Luar Batas Kemanusiaan...

Kompas.com - 10/05/2018, 09:05 WIB
Aprillia Ika

Penulis

KOMPAS.com - Menteri koordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemanan (Menko Polhukam) Wiranto dalam keterangan pers resmi dari pemerintah membeberkan kekejian yang dilakukan napi terorisme terhadap sandera polisi.

Diketahui ada sembilan sandera polisi dimana lima meninggal, dan empat berhasil keluar dengan luka-luka.

Dalam keterangan pers di Mako Brimob, Wiranto didampingi oleh Panglima TNI Hadi Tjahjanto, serta kepala BIN Budi Gunawan untuk meluruskan perihal kerusuhan di rutan Salemba Cabang Brimob.

Menurut Wiranto, dalam beberapa hari ini Indonesia menghadapi satu kejadian yang mendapat perhatian dari masyarakat lokal dan internasional, karena yang dihadapi adalah aksi terorisme. Aksi terorisme ini merupakan musuh dunia.

"Tidak ada satu negara pun yang dapat menghadapi aksi terorisme ini," kata dia.

Baca juga : Wiranto: 10 Sisa Teroris di Mako Brimob Akhirnya Menyerah

Upaya aksi terorisme ini mendapat perhatian serius dan segera ditangani aparat keamanan Indonesia.

"Pelaku kerusuhan saat ini adalah para terorisme dalam tahanan yang seharusnya sadar akan perbutannya tapi justru mereka melakukan kekejaman dengan merampas senjata, menyandera, dan membunuh kejam dan keji di luar batas kemanusiaan," kata Wiranto.

"Sesuai dengan sikap pemerintah Indonesia, Presiden menyampaikan dalam menghadapi terorisme Indonesia bertindak tegas dan konsisten. Maka yang disarankan serbuan untuk melumpuhkan di lokasi yang telah kita kepung," lanjutnya.

Kemudian, Wiranto menambahkan, dengan SOP maka aparat keamanan sebelum melakukan tindakan memberi ultimatum bukan negosiasi, bahwa kita akan melaksanakan serbuan, menyerah atua mengambil risiko dari yang dilakukan.

Sebelum fajar para napi teroris menyatakan menyerah tanpa syarat tidak ada negosiasi.

Kemudian 145 dari 155 napi teroris keluar satu per satu menyerah tanpa syarat. Mereka telah merampas senjata kurang lebih 30 pucuk, bukan senjata organik tapi senjata sitaan dari operasi kepolisian.

Baca juga : Wiranto: Lengkap, 155 Teroris Sudah Menyerah Tanpa Syarat

Sebelumnya, Wiranto mengatakan operasi Polri bisa selesai pada 07.15 WIB Kamis (10/5/2018).

Menurut Wiranto, sebelum operasi berakhir ada 10 sisa teroris yang tidak menyerah. Kemudian aparat keamanan melakukan serbuan yang dilakukan dengan saksama.

"Tadi kita saksikan bunyi tembakan, bom, granat air mata dan penyisiran dengan cara-cara yang dilakukan," kata dia.

"Dalam serbuan tersebut 10 sisa teroris tersebut menyerah sehingga lengkap 155 teroris menyerah." Sedangkan 1 napi ditembak napi. Total napi teroris yang membuat kerusuhan ada 156 orang.

Wakapolri Komjen Syafruddin dalam konferensi pers sebelumnya juga menegaskan, pengambilalihan Mako Brimob di Kelapa Dua menggunakan soft approach bukan negosiasi.

"Tidak ada negosiasi, tidak ada urusan kesepakatan, ini semua dilakukan dengan soft approach. Yang lain saya koreksi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com