JAKARTA, KOMPAS.com - I (39), tersangka kasus pembobolan tembok kantor pusat gadai menceritakan cara melancarkan aksi kejahatannya.
I berkisah, mulanya para pelaku akan memetakan lokasi yang pas. Mereka mencari rumah kontrakan yang terletak di samping kantor tersebut.
"Biasanya kami beraksi setelah 2 minggu tinggal di rumah itu. Sama warga ngakunya kami pedagang pasar. Tapi kami jarang bersosialisasi juga," ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Jumat (25/5/2018).
Baca juga: Oknum TNI Disebut Terlibat Pembobolan Pegadaian di Bekasi dan Depok
Tak hanya itu, para pelaku juga mempelajari situasi untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melancarkan aksinya.
"Biasanya kami (membobol tembok kantor pegadaian) mulai jam 21.00 sampai 03.00. Biasanya akhir pekan, enggak ada satpam kan," ujar I.
Menurut I, biasanya para pelaku membobol tembok dengan menggunakan bor manual yang tak menimbulkan suara terlalu berisik.
Namun dalam kondisi-kondisi tertentu pelaku menggunakan bor listrik untuk membobol tembok.
Untuk menyamarkan suara berisik akibat pengeboran dan pembobolan tembok para pelaku membunyikan musik keras-keras.
"Kalau tembok keras kami pakai bor listrik. Kami kan membawa speaker. Kalau sedang melakukan pembobolan kami membunyikan musik keras-keras. Ya misalnya dangdut," sebutnya.
Baca juga: Kapten Pembobolan Tembok Pegadaian di Depok dan Bekasi Ditembak Mati
Setelah berhasil menjebol tembok, pelaku akan masuk ke dalam kantor pusat gadai melalui lubang tersebut dan mengambil barang-barang yang ada di dalam kantor pegadaian.
"Nanti H (oknum TNI) akan menjemput kami dan membawa barang-barang itu," sebutnya.
I dan empat pelaku lainnya telah melancarkan aksinya di tiga lokasi di kawasan Depok dan Bekasi. Seorang tersangka berinisial R (38) ditembak mati karena melawan saat hendak diamankan.
"Kami masih menelusuri LP lainnya. Sejauh ini total kerugian lara korban mencapai Rp 2 miliar," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jumat.
Baca juga: Oknum TNI Disebut Terlibat Pembobolan Pegadaian di Bekasi dan Depok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.