Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Saluran Pembuangan Limbah Narkoba di Mapolda Metro Jaya...

Kompas.com - 28/05/2018, 08:55 WIB
Sherly Puspita,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumat (25/5/2018) siang, Kompas.com menyambangi halaman samping gedung Direktorat Reserse Narkoba Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan.

Di lahan tersebut terdapat bagian yang tertutup semen dengan luas 3 x 1 meter persegi.

Bentuknya menyerupai septic tank atau bak penampung kotoran.

Baca juga: Setelah Dimusnahkan, ke Mana Limbah Narkoba Dibuang?

Kasubdit II Ditresnarkoba Polda Metro Jaya AKBP Dony Alexander mengatakan, jika penutup dibuka, akan ada ruang sedalam 3 meter.

"Memang bentuknya sangat mirip septic tank, tetapi bak ini untuk menampung limbah narkoba yang telah bersifat netral," ujar Dony. 

Menurut dia, septic tank ini dapat menampung sekitar 1 ton narkoba cair yang telah dinetralkan.

Proses penetralan narkoba

Kanit 3 Subdit 2 Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kompol Panjiyoga menjelaskan, biasanya bak penampungan tersebut digunakan untuk menampung limbah narkoba yang semula berbentuk padat.

Pada Kamis (24/5/2018), Ditnarkoba Polda Metro Jaya memusnahkan sebanyak 239 kilogram sabu dan 30.000 butir ekstasi.

Awalnya ekstasi dihancurkan dengan blender untuk memudahkan proses pelarutan dalam larutan HCL (asam klorida).

Baca juga: Melihat Tahanan Narkoba Musnahkan Sabu dan Ekstasi Hasil Kejahatannya...

Septic tank pembuangan limbah narkoba Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya.Kompas.com/Sherly Puspita Septic tank pembuangan limbah narkoba Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya.
Sabu dapat langsung dihancurkan jika masih dalam bentuk serbuk. Sementara sabu yang telah mengkristal perlu dipecahkan dengan palu.

Narkoba yang telah halus atau cair dapat langsung dimasukkan ke dalam bak besi penampung HCL.

Larutan tersebut diaduk hingga tercampur sempurna.

"HCL itu merupakan asam kuat. Jadi asam kuat nanti fungsinya menguapkan cairan narkotika tadi, maka terurailah metamfetamin-nya, makanya kalau kami tes nanti sudah negatif. Jadi kalau dites nanti sudah enggak ada kandungannya, sudah tidak bisa dipakai lagi," ujar Panji.

Baca juga: Bangladesh Tiru Cara Filipina dalam Perangi Peredaran Narkoba

Dony menambahkan, setelah narkoba bersifat netral, maka tidak akan mencemari lingkungan ketika dibuang nantinya.

"Setelah dilarutkan, kami masukkan ke dalam septic tank ini dengan bantuan paralon untuk mengalirkan dari dalam bak besi," tuturnya.

Nantinya, cairan tersebut akan menyerap ke dalam tanah dalam waktu sekitar 1 jam.

"Tanah tidak rusak. Kita lihat di sekitar septic tank tanaman tetap tumbuh subur, kan?" kata Dony. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com