JAKARTA, KOMPAS.com - Lapangan Banteng yang terletak di Kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, menjadi saksi bisu perkembangan kota Jakarta, dari tahun ke tahun.
Di tengah kemegahan yang dihimpit beberapa bangunan sejarah lainnya, seperti Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal, ada banyak cerita dari lapangan yang memiliki luas 5,2 hektar tersebut.
Jauh sebelum terpampang patung Pembebasan Irian Barat yang kini jadi ikon utama, sebelumnya pernah ada patung singa di lapangan tersebut.
Lapangan ini juga punya cerita kenapa akhirnya dinamai sebagai Lapangan Banteng.
Menurut catatan dari berbagai sumber, Lapangan Banteng sudah berganti nama hingga beberapa kali.
Pada era kolonial Belanda, lapangan ini bernama "Waterlooplein". Namun, pada masa itu, lapangan ini lebih dikenal dengan sebutan Lapangan Singa.
Nama itu dipilih karena dahulu di tengahnya terpancang tugu peringatan kemenangan pertempuran Waterloo, dengan patung singa di atasnya.
Baca juga: Promosi Asian Games, Sandiaga Ingin Gelar Dinner Bareng Warga di Lapangan Banteng
Pertempuran Waterloo merupakan perang terakhir Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte, pada 18 Juni 1815 di dekat kota Waterloo, sekitar 15 kilometer ke arah selatan Brussels, ibu kota Belgia.
Napoleon kalah melawan pasukan sekutu Inggris, Belanda, dan Jerman. Dalam sejarahnya, lapangan tersebut kerap beralih fungsi seiring dengan pergantian kepemilikan.
Bahkan, pernah menjadi terminal angkutan kota (angkot) yang melayani beragam jurusan di Ibu Kota, seperti Cililitan, Blok M, Priok, dan Grogol dengan bus asal Bulgaria bernama Robur.
Lapangan parade militer
Menilik buku "Robinhood Betawi: Kisah Betawi Tempo Doeloe" garapan Alwi Shahab, Lapangan Banteng dulunya kerap dijadikan area latihan militer pada masa Gubernur VOC Herman William Daendels.
Saat Daendels menjabat, ia memang mendapat tugas untuk membangun area tersebut sebagai pusat pertahanan militer di tanah Jawa.
Dengan banyaknya aktivitas militer, termasuk munculnya asrama militer, maka lapangan itu juga kerap dijadikan ajang parade militer. Bahkan, hari ABRI dulu sempat diadakan di sana.
Banteng simbol semangat nasionalis