Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kadis PE yang Cabut Pohon Plastik karena Respons Negatif Netizen

Kompas.com - 05/06/2018, 15:06 WIB
David Oliver Purba,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perindustrian dan Energi (PE) DKI Jakarta Yuli Hartono mengatakan, salah satu alasan pohon plastik dicabut yakni ramainya pemberitaan miring terkait pemasangan pohon itu di media sosial.

Yuli menceritakan, awalnya dia kaget saat mengetahui pemasangan pohon plastik di sejumlah trotoar di Jakarta menjadi viral di media sosial.

Yuli sempat menanyakan hal tersebut kepada Kepala Suku Dinas PE Jakarta Pusat Iswandi.

Baca juga: Warga Disebut Menyayangkan Pencabutan Pohon Plastik

Selanjutnya, Iswandi mengatakan bahwa banyak netizen yang mengomentari foto-foto di media sosial terkait pejalan kaki yang terganggu dengan adanya pohon tersebut.

Yuli sempat heran mengapa pohon tersebut menjadi viral padahal pemasangan pohon berada di lokasi yang sama dengan tahun lalu.

Melihat ramainya komentar negatif terhadap Anies di media sosial, Yuli meminta jajarannya untuk mencabut pohon plastik tersebut.

"Saya tanya barangnya dari mana, katanya dari gudang, pengadaan tahun lalu. Ya sudah, malam ini stop dulu, kasihan Pak Gubernur di-bully di media sosial Twiiter," ujar Yuli saat ditemui di Kantor PE, Jalan Jatibaru, Jakarta Pusat, Senin (4/6/2018).

Pohon plastik di Jalan Medan Merdeka BaratKOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Pohon plastik di Jalan Medan Merdeka Barat

Keesokan harinya, kata Yuli, pemberitaan terkait pohon plastik tersebut semakin merembet ke mana-mana, termasuk ke soal anggaran pengadaan pohon tersebut.

Melalui keterangan resmi, Yuli menyampaikan bahwa pengadaan pohon plastik tersebut dilakukan pada 2017 dengan anggaran lebih kurang Rp 397 juta.

Yuli membantah informasi yang menyebut anggaran pengadaan pohon plastik mencapai Rp 8 miliar.

Baca juga: Fakta tentang Anggaran Pohon Plastik di Jakarta...

Hal tersebut juga disampaikanya kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang meminta klarifikasi dari Yuli.

Anies, kata Yuli, sempat bertanya-tanya mengapa pohon plastik yang dibeli pada pemerintahan sebelumnya itu malah ramai diperbincangkan sekarang.

"Karena dalam rilis pertama, saya bilang 'Pak Gubernur kami tidak mengeluarkan sepeser pun untuk 2018, pemasangan di titik yang sama'. 'Lah kalau begitu kenapa sekarang diributin?', 'Saya enggak tahu Pak'," ujar Yuli.

"Makanya Pak Gubernur pernyataannya mutar-mutar kenapa tahun lalu enggak ribut, padahal tahun lalu itu pohon (dipasang) di Setu Babakan, Idul Fitri, Idul Adha, dan HUT Jakarta. Event-event sudah kita gunakan dan enggak pernah beli berulang, dibeli, disimpan. Intinya itu, kok jadi blunder, jadi penganggaran Rp 8 miliar, ke mana-mana," papar Yuli.

Kompas TV Lampu pohon plastik yang sempat terpasang di trotoar jalan utama di Jakarta telah dicabut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com