Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Sadar Warga akan Bahaya Menggunakan Ponsel di Jalan?

Kompas.com - 04/07/2018, 16:00 WIB
David Oliver Purba,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan ponsel menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan warga.

Namun, tak jarang penggunaan ponsel yang tidak tepat lokasinya, seperti di jalan raya, mengundang aksi kriminal.

Baru-baru ini, seorang penumpang ojek online di Cempaka Putih tewas setelah terjatuh dari motor saat mempertahankan ponsel miliknya dari upaya penjambretan.

Berkaca pada kasus tewasnya penumpang ojek online tersebut, sejumlah warga mengaku lebih waspada dalam menggunakan ponsel. 

"Waktu tahu video di Cempaka Putih itu jadi semacam pukulan jangan main handphone lagi, jadi semacam self warning sih. Sebelumnya enggak engeh, kan handphone kan punya sejuta umat, tetapi tetap ada saja yang ngejambret," ujar karyawan di kawasan Jakarta Selatan, Vany, saat berbincang dengan Kompas.com di Jakarta Pusat, Selasa (3/7/2018).

Baca juga: Marak Jambret, Pengendara dan Penumpang Diimbau Tak Main Handphone di Motor

Vany mengakui, ia tak bisa lepas dari ponsel. Apalagi, pekerjaannya mengharuskan dia selalu terkoneksi dengan ponsel. Tak terkecuali jika berada di jalan.

"Iya aku selalu main handphone, enggak bisa terpisahkan dari diriku, pisah kalau tidur saja. Kadang juga kalau di tengah jalan (naik ojek online), kan sekitar 30-45 menit, itu ngabisin waktu main handphone," ujar Vany. 

Selain karena tuntutan pekerjaan, Vany bermain ponsel di jalan untuk menghilangkan kebosanan, terutama ketika macet.

Kendati demikian, Vany menyadari bahaya bermain ponsel di jalan. Vany mengaku sering diingatkan pengemudi ojek online untuk lebih berhati-hati.

Terkadang, sarang tukang ojek tersebut tak digubrisnya. Namun, setelah melihat video penjambretan di Cempaka Putih, Vany sadar akan bahaya bermain ponsel di jalan.

Vany pun mencoba mengurangi kebiasaan itu. "Tadi coba dari Palmerah ke kawasan Kebon Sirih (tidak main ponsel), gatal juga sih tangan, tetapi ditahan saja, he he he," ujar Vany.

Hal senada disampaikan Ria. Warga asli Bandung, Jawa Barat ini terbilang cukup sering menggunakan ponsel ketika naik ojek online.

Ria tahu kegiatan yang dia lakukan mengundang bahaya bagi dirinya. Namun, tuntutan pekerjaan yang membuat Ria harus melakukan hal tersebut.

Kendati begitu, Ria lebih berhati-hati, misalnya dengan tidak mengeluarkan ponsel pada malam hari.

"Kalau main ponsel sering-lah. Tahu sih bahayanya, makanya kalau main itu lihat-lihat. Kalau malam enggak dikeluarin, kalau siang lihat kondisi padat atau enggak di jalan, yang pasti lihat situasi juga," ujar Ria.

Baca juga: Tersangka Jambret yang Biasa Beraksi di Penjaringan Ditangkap

Karyawan yang berkantor di Menteng, Jakarta Pusat, Ika, juga kerap diingatkan oleh pengemudi ojek online untuk tidak menggunakan ponsel ketika berkendara.

Bagi ika, sejumlah berita penjambretan, khususnya saat korban memainkan ponsel di jalanan, membuat Ika lebih waspada.

"Iya tahu bahaya, makanya sekarang kalau misalnya main handphone itu handphone-nya diletakin di dalam tas, misalnya pingin sambil dengerin musik atau misalnya nyimpen handphone di tas, tapi nyiasatin beberapa kali saja ngelihat handphone-nya," ujar Ika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Megapolitan
KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Megapolitan
948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

Megapolitan
Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Megapolitan
Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan 'Gimana' kalau Dilarang?

Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan "Gimana" kalau Dilarang?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com