Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI: Jangan Publikasikan Nama Sekolah Korban Pelecehan Seksual!

Kompas.com - 04/07/2018, 21:19 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berharap, awak media ikut melindungi korban pelecehan seksual yang terjadi di salah satu sekolah di Kota Depok dengan merahasiakan nama sekolah korban.

Menurut Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti, menuliskan nama sekolah bisa mengungkap identitas korban sehingga korban terancam dicap negatif jika pindah ke sekolah baru.

"Ada stigma negatif yang diterima anak-anak. Makanya kami cerewet mengingatkan kepada media untuk tidak menampilkan nama sekolah," ujar Retno Listyarti di Kantor KPAI, Jakarta Pusat, Rabu (4/7/2018).

Baca juga: KPAI: Korban Pelecehan Seksual Cenderung Menjadi Pelaku Ketika Dewasa

Ia khawatir, jika nama sekolah lama dipublikasikan, guru dan siswa di sekolah baru sang korban akan mengolok-olok korban.

Berdasarkan pengalamannya menangani kasus pelecehan seksual terhadap anak, ada seorang korban pelecehan yang harus menyertakan hasil tes psikologinya saat mendaftar ke sekolah lain.

"Kemarin salah satu psikolog cerita bahwa ada korban yang akan mendaftar sekolah di luar Kota Depok. Saat pihak sekolah tahu dia berasal dari SD tersebut, dia harus melampirkan hasil assessment psikologi," tutur Retno.

Oleh karena itu, Retno berharap media melindungi korban pelecehan seksual agar mereka tidak menjadi korban untuk kedua kalinya.

"Media melindungi korban, kepolisian juga, tetapi menyebut nama sekolah. Anak-anak itu sudah menjadi korban, terus jadi korban lagi dong," kata dia.

Adapun KPAI mendampingi korban pelecehan seksual yang dilakukan seorang guru SD di Depok.

Baca juga: Guru Tersangka Pelaku Pelecehan Seksual di Depok Ditangkap di Rumahnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com